DUNIA
Panglima Militer Israel Tolak Perluas Perang di Gaza
AKTUALITAS.ID – Ketegangan kembali mencuat dalam jajaran elite pemerintahan Israel. Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, secara tegas menolak rencana perluasan operasi militer di Jalur Gaza. Alasannya satu: nyawa para sandera yang masih ditahan di wilayah tersebut berada dalam bahaya besar.
Pernyataan Zamir disampaikan dalam pertemuan tertutup kabinet pada Minggu (30/6/2025), di tengah pembahasan intens mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan pembebasan sandera. Dalam pernyataan yang bocor ke media, Zamir menyampaikan peringatan keras memperluas serangan justru akan memperparah penyiksaan terhadap para sandera.
“Ada penganiayaan serius terhadap para sandera. Situasi mereka sangat buruk,” ujar Zamir, seperti dikutip Channel 12, Channel 13, dan Haaretz. Ia menyatakan mendukung penghancuran kekuatan Hamas, namun memperingatkan operasi lanjutan hanya akan memperburuk risiko bagi sekitar 50 sandera, yang diperkirakan hanya 20 di antaranya masih hidup.
Pernyataan ini menimbulkan gelombang perdebatan di internal kabinet. Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, langsung menentang Zamir. “Anda bisa melakukan keduanya – mengalahkan Hamas dan mengembalikan sandera,” ujarnya lantang. Ia menuduh Zamir telah melewati batas peran militer dengan mempengaruhi keputusan politik.
Ketegangan ini muncul di tengah kenyataan pahit: korban di kubu militer Israel terus bertambah. Harian Yedioth Ahronoth mencatat 20 tentara dan perwira Israel tewas selama bulan Juni 2025, termasuk 15 orang dalam baku tembak sengit dengan pasukan Hamas di Khan Younis, Gaza selatan. Belum lagi insiden terkini: ledakan ranjau yang melukai empat tentara dan penembak jitu yang menewaskan anggota unit elite Egoz.
Sementara itu, bom udara dan artileri Israel terus menggempur wilayah timur Gaza, termasuk kawasan padat penduduk seperti Shujaiya dan Tuffah.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili para keluarga sandera, mendukung pernyataan Zamir. Dalam siaran persnya, mereka menyebut Zamir “telah mengibarkan bendera hitam” terhadap para pemimpin politik Israel. “Para sandera berada di ambang kehilangan selamanya,” tegas mereka.
Pertemuan kabinet yang digelar dua hari berturut-turut, Ahad dan Senin, gagal menghasilkan keputusan strategis. Menurut laporan Channel 12, tiga opsi kini berada di atas meja: menaklukkan seluruh Jalur Gaza, menjalin gencatan senjata yang diikuti pembebasan sandera, atau memindahkan warga sipil ke Gaza selatan sambil menggencarkan operasi militer di utara.
Namun Letjen Zamir menegaskan rencana-rencana agresif semacam itu tidak realistis tanpa mengorbankan para sandera. Ia membantah janji-janji militer sebelumnya yang menyebut warga sipil bisa dipindahkan dengan mudah sebelum pengepungan dimulai.
Kondisi Gaza kini kian memburuk, baik bagi warga Palestina yang terus menjadi korban pemboman, maupun bagi Israel yang menghadapi tekanan publik internal soal sandera. Di tengah pertarungan antara kalkulasi militer dan pertimbangan kemanusiaan, suara Panglima IDF menjadi penanda bahwa perang ini sudah melampaui batas kontrol, dan menyisakan satu pertanyaan besar: apakah harga yang dibayar masih sebanding? (Ari Wibowo/Mun)
-
EKBIS24/11/2025 08:30 WIBPertamina Umumkan Harga BBM Terbaru 24 November 2025: Cek di Sini
-
OTOTEK24/11/2025 12:30 WIBWaspada! 15 Aplikasi Berbahaya yang Dapat Mencuri Data Pribadi dan Informasi Finansial
-
JABODETABEK24/11/2025 05:30 WIBBMKG: Cuaca Jakarta pada 24 November 2025 Cenderung Berawan
-
JABODETABEK24/11/2025 07:30 WIBPelayanan SIM Keliling di Jakarta: 5 Titik Lokasi yang Bisa Dikunjungi
-
EKBIS24/11/2025 11:30 WIBEmas Antam Turun Harga, Berikut Harga Emas Batangan Terbaru
-
EKBIS24/11/2025 09:31 WIBPasar Saham Asia-Pasifik Menguat, IHSG Naik 0,52% di Awal Pekan
-
POLITIK24/11/2025 07:00 WIBDKPP Ungkap KPU dan Bawaslu Kerap Belum Optimal Tangani Politik Uang
-
EKBIS24/11/2025 10:00 WIBNilai Tukar Rupiah Melemah di Senin Pagi, Dolar AS Menguat

















