Connect with us

EKBIS

Bitcoin Kembali Panas! Tembus USD 85.000 di Tengah Tarik Ulur Perang Dagang dan Data Ekonomi AS

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan taringnya dengan menanjak ke kisaran USD 85.000 di awal pekan April 2025. Pergerakan positif ini terjadi di tengah gejolak ekonomi global yang dipicu oleh perang dagang AS-Tiongkok serta rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat.

Setelah beberapa pekan berkonsolidasi, kenaikan harga Bitcoin menjadi angin segar bagi para investor aset digital. Sentimen pasar tampaknya terpengaruh oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan tarif hingga data inflasi.

Tarif Trump Jadi Katalis, Meski Penuh Ketidakpastian

Kebijakan tarif impor terbaru dari pemerintahan Trump memberikan kejutan bagi pasar. Pengumuman pada Jumat lalu yang menyatakan bahwa produk teknologi seperti smartphone dan laptop asal China tidak akan dikenakan tarif impor 145 persen (setidaknya untuk saat ini) disambut baik oleh sektor teknologi AS dan turut memicu minat terhadap aset kripto.

Namun, sehari berselang, Trump kembali memberikan pernyataan yang membingungkan dengan menyebutkan bahwa tarif tetap akan berlaku, meskipun dengan nilai yang lebih rendah dan bersifat “spesial”. Ketidakjelasan ini menciptakan volatilitas baru, terutama di kalangan industri semikonduktor.

“Pemulihan harga Bitcoin kali ini tidak hanya respons terhadap kebijakan tarif, tetapi juga mencerminkan ketahanan pasar kripto yang semakin matang di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ungkap Financial Expert Ajaib, Panji Yudha, dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).

Data Inflasi AS Beri Kejutan Positif, Namun Kewaspadaan Tetap Tinggi

Dari sisi makroekonomi, data inflasi AS terbaru memberikan kejutan yang menyenangkan bagi pasar. Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya mencatatkan kenaikan sebesar 2,4 persen secara tahunan pada bulan Maret, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan angka 2,8 persen.

Senada dengan itu, Indeks Harga Produsen (PPI) juga mengalami penurunan sebesar 0,4 persen secara bulanan, menjadi penurunan terbesar sejak Oktober 2023.

“Hasil data inflasi (CPI & PPI) turut berperan dalam pemulihan harga BTC dalam beberapa hari terakhir. Namun, penurunan inflasi ini bisa jadi hanya bersifat sementara. Risiko dari efek lanjutan kebijakan tarif dan sikap hawkish The Fed masih menjadi sumber tekanan,” tambah Panji.

Risalah rapat The Fed terbaru juga mengindikasikan adanya kekhawatiran mengenai potensi kenaikan inflasi di masa depan, terutama jika kebijakan tarif kembali mendorong kenaikan biaya impor.

Pasar Tarik Ulur Ekspektasi Suku Bunga The Fed

Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed juga semakin menguat. Mayoritas pelaku pasar saat ini memperkirakan akan ada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,00-4,25 persen pada pertemuan yang dijadwalkan pada 18 Juni 2025. Sinyal ini mendukung narasi pelonggaran moneter, yang secara historis cenderung berdampak positif pada aset-aset berisiko seperti Bitcoin.

ETF Bitcoin Spot Lesu, Ethereum Justru Bersinar

Meskipun harga Bitcoin mengalami kenaikan, arus keluar dana dari ETF spot Bitcoin di AS tercatat cukup signifikan, mencapai USD 172,69 juta sepanjang pekan lalu. Hal ini mengindikasikan bahwa investor institusional masih berhati-hati terhadap potensi risiko jangka pendek di pasar Bitcoin.

Sebaliknya, kabar baik datang dari Ethereum, di mana SEC AS secara resmi menyetujui perdagangan opsi Ethereum. Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi instrumen lindung nilai yang lebih kompleks dan dapat menarik minat institusi yang sebelumnya enggan memiliki eksposur langsung ke aset kripto.

Bitcoin Berpeluang Breakout?

Pada Selasa pagi, 15 April 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level USD 84.932 (sekitar Rp1,43 miliar). Secara teknikal, Bitcoin telah berhasil menembus garis Moving Average 20 (MA-20) dan saat ini diperdagangkan di atas MA-50 (USD 84.329). Kondisi ini membuka peluang terjadinya breakout dari level resistance di USD 85.000. Jika berhasil menembus level tersebut, Bitcoin berpotensi melanjutkan penguatan menuju resistance berikutnya di kisaran USD 91.000.

Data Ekonomi AS Jadi Penentu Arah Pasar Kripto

Pekan ini, para investor kripto akan memantau dengan seksama rilis data ekonomi penting dari AS yang diperkirakan akan memengaruhi arah pasar, di antaranya:

  • Consumer Inflation Expectations
  • US Retail Sales
  • Industrial Production
  • Initial Jobless Claims

Meskipun harga Bitcoin menunjukkan sinyal penguatan yang menjanjikan, ketidakpastian terkait arah kebijakan suku bunga The Fed dan perkembangan perang dagang AS-Tiongkok masih akan menjadi katalis dominan dalam jangka pendek.

“Pasar saat ini berada dalam fase ketidakpastian. Investor yang memiliki strategi defensif namun tetap fleksibel akan memiliki peluang lebih baik untuk memanfaatkan momentum tanpa terjebak dalam volatilitas jangka pendek,” pungkas Panji. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING