Connect with us

Oase

Pandangan Islam Tentang Tiup Lilin Saat Ulang Tahun: Tradisi atau Bid’ah?

Published

on

Ilustrasi. Tiup lilin saat ulang tahun. (ist)

AKTUALITAS.ID – Perayaan ulang tahun dengan tiup lilin adalah tradisi yang sudah sangat umum dilakukan di berbagai belahan dunia. Namun, bagi umat Islam, penting untuk memahami apakah kebiasaan ini sejalan dengan ajaran Islam atau tidak. Mari kita telusuri lebih jauh dari perspektif Al-Qur’an dan Sunnah.

Asal Usul Tradisi Tiup Lilin

Tradisi tiup lilin pada perayaan ulang tahun sebenarnya berasal dari budaya Barat dan memiliki akar dalam kepercayaan pagan. Pada zaman dahulu, meniup lilin dipercaya sebagai cara untuk mengusir roh jahat yang datang pada hari kelahiran seseorang. Meski asal usulnya berakar pada ritual kuno, kebiasaan ini terus berkembang menjadi tradisi modern yang kini dilakukan di banyak tempat, termasuk di kalangan umat Islam.

Pandangan Islam Terhadap Tradisi Ini

Dalam Islam, ada konsep yang disebut bid’ah, yaitu perbuatan atau amalan baru yang tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha: 

_”Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan (agama) kami yang bukan dari (agamanya), maka amalan itu tertolak.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)

Meniup lilin pada ulang tahun, meskipun tidak secara spesifik disebutkan dalam Al-Qur’an atau hadits, dianggap oleh sebagian ulama sebagai tindakan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW dan bisa dikategorikan sebagai bid’ah. Ini dikarenakan perayaan semacam ini lebih berakar pada budaya non-Islam.

Merayakan Ulang Tahun: Boleh, Tapi Perhatikan Caranya

Namun demikian, Islam tidak sepenuhnya melarang perayaan ulang tahun. Selama perayaan tersebut dilakukan sebagai bentuk syukur atas nikmat umur yang diberikan oleh Allah SWT dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariat, maka hal itu diperbolehkan. Yang terpenting adalah bagaimana cara merayakannya.

Dalam Islam, rasa syukur sebaiknya diwujudkan melalui amalan yang disyariatkan, seperti:

– Memperbanyak doa dan dzikir.

– Bersedekah kepada yang membutuhkan.

– Merenungkan dan memperbaiki diri.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: 

_”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”_ (QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini mengingatkan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan, termasuk nikmat usia. Rasa syukur ini sebaiknya ditunjukkan dengan cara-cara yang disukai oleh Allah SWT.

Meniru Tradisi Non-Islam: Sebuah Peringatan

Rasulullah SAW juga memberikan peringatan agar umat Islam tidak meniru tradisi non-Muslim. Beliau bersabda: 

_”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.”_ (HR. Abu Dawud, no. 4031)

Hadits ini menegaskan bahwa umat Islam harus berhati-hati dalam meniru tradisi yang berasal dari luar Islam, termasuk tradisi ulang tahun dengan meniup lilin.

Solusi: Rayakan dengan Cara yang Lebih Islami

Bagi umat Islam, daripada merayakan ulang tahun dengan meniup lilin yang tidak memiliki dasar dalam Islam, lebih baik merayakannya dengan cara yang sesuai syariat, seperti bersyukur dengan berdoa, bersedekah, dan merenung. Islam mengajarkan kesederhanaan, dan yang terpenting adalah niat yang tulus serta cara yang benar dalam beramal.

Perayaan ulang tahun tidak dilarang dalam Islam, namun cara merayakannya harus tetap dijaga agar tidak melanggar ajaran agama. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk bersyukur dengan melakukan kebaikan dan mengikuti tuntunan syariat yang benar. (NAUFAL/RAFI)

OASE

INFOGRAFIS

WARGANET

Trending