Laksana Mandi 5 Kali Sehari, Imam Al-Ghazali Ungkap Rahasia Salat Lima Waktu untuk Sucikan Dosa

AKTUALITAS.ID – Salat lima waktu merupakan tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ulama besar, Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya yang monumental Ihya Ulumuddin, menguraikan secara mendalam hikmah dan manfaat luar biasa di balik perintah ini, yang salah satunya adalah sebagai sarana penyucian diri dari dosa dan kesalahan.

Dasar kewajiban ini tertuang jelas dalam Al-Qur’an, di mana Allah SWT berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS An-Nisa: 103).

Imam Al-Ghazali menekankan salat bukan sekadar gerakan ritual, melainkan sebuah proses pembersihan spiritual yang berkelanjutan. Penjelasan ini selaras dengan perumpamaan indah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA, Rasulullah SAW memberikan analogi yang sangat mudah dipahami:

عن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرٍ جَارٍ غَمْرٍ على بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ».

Artinya: Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Perumpamaan sholat yang lima itu adalah seperti sebuah sungai yang tawar airnya yang meluap-luap di depan pintu rumah seseorang, lalu ia mandi di sungai itu setiap hari lima kali.’” (HR Muslim).

Analogi ini dipertegas lebih lanjut dalam hadits lain dari Abu Hurairah RA, yang menyoroti fungsi sholat sebagai penghapus dosa. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya:

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: «أَرَأَيْتُمْ لو أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ منه كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ. شَيْءٌ؟ قالوا: لا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قال: «فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Bagaimana pendapat kalian, seandainya ada sebuah sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali. Apakah akan tersisa kotorannya sedikit pun?’ Para sahabat menjawab, ‘Tidak akan tersisa kotorannya sedikit pun.’ Beliau bersabda, ‘Maka begitulah perumpamaan sholat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa.’” (HR Muttafaq ‘alaih).

Selain sebagai penghapus dosa, melaksanakan salat lima waktu dengan konsisten dan tanpa meremehkannya merupakan jaminan untuk mendapatkan janji Allah SWT, yaitu surga. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi SAW dalam hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit:

“Lima sholat diwajibkan Allah kepada para hamba-Nya. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakan satu pun daripadanya karena meremehkan haknya, maka Allah berjanji akan memasukkannya ke dalam surga…” (HR Imam Malik & Imam Ahmad).

Dengan demikian, penjelasan Imam Al-Ghazali dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW menegaskan salat lima waktu adalah anugerah agung dari Allah SWT, sebuah sarana untuk menjaga kebersihan jiwa, menggugurkan dosa, dan meraih janji surga-Nya. (Mun)