POLITIK
Ketua Komisi II Menentang Pembentukan KPU-Bawaslu Ad Hoc
AKTUALITAS.ID – Ketua Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda menyatakan penolakannya terhadap usulan pembentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ad hoc dalam persiapan pemilu mendatang. Menurutnya, pembentukan KPU-Bawaslu ad hoc tidak hanya berpotensi mengurangi efektivitas dan efisiensi kinerja, tetapi juga dapat berimplikasi terhadap kualitas dan kemandirian para penyelenggara pemilu.
Dalam pernyataan yang disampaikan, Ketua Komisi II menekankan bahwa pemilu yang sukses memerlukan dua hal penting: konsolidasi elektoral dan konsolidasi finansial. Ia mengingatkan bahwa ketika berbicara tentang finansial, bukan berarti berpikir untuk melakukan tindakan ilegal, melainkan untuk memahami tingginya biaya politik yang harus dihadapi para calon. “Perempuan harus memiliki perspektif ini, oleh karena itu penting untuk melibatkan lebih banyak entrepreneur perempuan dalam tim-tim politik,” tuturnya, Minggu (22/12/2024)
Sebagai mantan aktivis, Rifqinizamy Karsayuda menyebut bahwa banyak penyelenggara pemilu saat ini berasal dari kalangan aktivis yang memiliki pengalaman di organisasi kepemudaan, sehingga penting untuk mengedukasi mereka agar bisa menjadi entrepreneur yang mandiri. “Kita perlu melatih mereka agar memiliki kemandirian ekonomi dan tidak hanya bergantung pada posisi di KPU atau Bawaslu,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda, terutama mantan aktivis, untuk belajar berbisnis. “Jadi, mari kita kembangkan potensi mereka daripada menyibukkan diri dengan pembentukan lembaga ad hoc yang tidak jelas manfaatnya.”
Dalam pernyataannya, Ketua Komisi II menyampaikan bahwa alih-alih memperbanyak job description yang tidak efektif, lebih baik semua pihak bisa bekerja sama dalam kapasitas yang sudah ada. “Lebih baik kita fokus pada penguatan institusi yang ada daripada menambahkan beban kerja dengan pembentukan ad hoc yang justru akan membawa masalah baru,” tegasnya, mengundang gelak tawa dari hadirin dengan gaya bicaranya yang santai.
Dengan tegas, ia mendorong ruang kolaborasi yang lebih luas, terutama untuk perempuan dalam politik dan kewirausahaan, agar tercipta keseimbangan dan keadilan dalam proses pemilihan umum yang akan datang. “Kami ingin agar semua potensi ini dapat dimanfaatkan dengan baik, bukan hanya membentuk tim dari kalangan yang sama tanpa keberagaman,” pungkasnya. (Yan Kusuma)
-
Multimedia8 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
POLITIK12 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
Oase22 hours ago
Hukum Merayakan Natal dalam Islam, Berikut Penjelasannya!
-
Ragam16 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
Ragam13 hours ago
Aura Kasih Debut Jadi Eksekutif Produser, Film “Anak Kunti” Siap Menggebrak Asia
-
Dunia15 hours ago
Tragedi Kecelakaan Bus di Brasil: 38 Tewas, Kejadian Terburuk Sejak 2007
-
OtoTek14 hours ago
WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Meriahkan Libur Akhir Tahun
-
Nasional8 hours ago
Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah Deklarasikan Pembubaran Organisasi di Solo