Connect with us

RAGAM

10 Buah Tinggi Kalium yang Harus Dihindari Penderita Ginjal

Aktualitas.id -

Ilustrasi. Buah Alpukat. (ist)

AKTUALITAS.ID – Bagi penderita penyakit ginjal, menjaga pola makan yang tepat sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius. Salah satu aspek penting adalah menghindari makanan tinggi kalium. Ginjal yang sehat dapat mengatur kadar kalium dengan baik, namun ginjal yang rusak tidak dapat menjalankan fungsi ini dengan efektif, berisiko menyebabkan hiperkalemia, kondisi yang dapat berakibat fatal.

Berikut adalah 10 buah yang mengandung kalium tinggi dan sebaiknya dihindari oleh penderita penyakit ginjal:

1. Alpukat – Alpukat mengandung kalium yang tinggi, yang dapat memperburuk kondisi ginjal dan menyebabkan gangguan jantung serta paru-paru.

2. Pisang – Pisang dikenal dengan kandungan kalium yang tinggi, yang bisa membebani ginjal dan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

3. Blewah – Meskipun segar dan lezat, blewah mengandung kalium yang tinggi, berpotensi memperburuk kondisi ginjal yang sudah lemah.

4. Kurma – Kurma dan buah-buahan kering lainnya kaya kalium, dan mengonsumsinya bisa menambah beban pada ginjal yang rusak.

5. Tomat – Dengan kandungan kalium yang tinggi, tomat bisa memperburuk kondisi ginjal dan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

6. Kiwi – Kiwi mengandung kalium tinggi dan dapat memperburuk kondisi ginjal yang tidak berfungsi dengan baik.

7. Mangga – Mangga juga mengandung kalium tinggi, dan dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

8. Jeruk – Jeruk dan jus jeruk kaya kalium, yang dapat menambah beban pada ginjal yang sudah bermasalah.

9. Pepaya – Pepaya dengan kandungan kalium yang tinggi dapat memperburuk kondisi ginjal dan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

10. Plum – Plum, yang kaya kalium, dapat memperburuk kondisi ginjal dan menyebabkan masalah keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Penderita penyakit ginjal perlu memperhatikan konsumsi makanan yang mengandung kalium untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi. Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk panduan lebih lanjut mengenai pola makan yang sesuai. (KAISAR/RAFI)

TRENDING