Connect with us

DUNIA

Sekjen PBB: Dunia Tak Boleh Terintimidasi Israel Soal Tepi Barat

Aktualitas.id -

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. (ANTARA/AA)

AKTUALITAS.ID – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, melontarkan pernyataan tegas, meminta dunia untuk tidak boleh terintimidasi oleh Israel dan upaya aneksasi yang terus merayap di Tepi Barat. Seruan ini datang menjelang pertemuan tingkat tinggi PBB yang sangat krusial, di mana 10 negara direncanakan akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara merdeka.

Pertemuan yang akan dihadiri oleh lebih dari 140 kepala negara dan pemerintahan tersebut diperkirakan akan didominasi oleh pembahasan masa depan Palestina dan situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza. Namun, Israel menolak keras rencana pengakuan tersebut dan dilaporkan mengancam akan mencaplok Tepi Barat jika Barat terus melanjutkan rencana pengakuan Palestina di forum PBB.

Menanggapi ancaman tersebut, Guterres menegaskan, “Kita tidak perlu merasa terintimidasi oleh risiko pembalasan.” Seperti diberitakan AFP pada Sabtu (20/9), ia menambahkan, “Dengan atau tanpa melakukan apa yang sedang kita lakukan, aksi-aksi ini akan terus berlanjut dan setidaknya ada peluang untuk memobilisasi komunitas internasional guna menekan agar aksi-aksi ini tidak terjadi.”

Guterres juga menggambarkan situasi di Gaza sebagai “sangat mengerikan” yang diakibatkan oleh “kebengisan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan terus menerus hingga kini.” Ia bahkan menyebut tingkat kematian dan kehancuran di Gaza sebagai yang terburuk sepanjang hidupnya. “Penderitaan rakyat Palestina tak terlukiskan. Kelaparan, kurangnya layanan kesehatan yang efektif, orang-orang yang hidup tanpa tempat tinggal yang layak di daerah-daerah konsentrasi yang luas,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, secara terbuka menyerukan aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat dengan tujuan “mengubur gagasan negara Palestina.” Pernyataan ini disampaikan setelah beberapa negara bergabung dengan Prancis yang mendorong pembentukan negara Palestina.

Di sisi lain, Amerika Serikat, sekutu setia Israel, masih menahan diri untuk tidak mengkritik perang di Gaza atau bersumpah untuk mencaplok Tepi Barat. Washington justru mengecam sekutu-sekutunya yang telah bersumpah untuk mengakui negara Palestina.

Sejak konflik memanas pada 7 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza telah melampaui 65.000 jiwa, dengan 165.697 lainnya terluka. Angka tragis ini menggarisbawahi urgensi bagi komunitas internasional untuk bertindak tegas dalam mencari solusi damai dan berkelanjutan bagi konflik di Timur Tengah. (Mun)

TRENDING