RAGAM
“Spearmint” Bahan Alami yang Berpotensi Dukung Fungsi Kognitif
AKTUALITAS.ID – Polifenol yang terkandung dalam ekstrak spearmint telah diuji secara klinis untuk mendukung fungsi psikologis dan kognisi pada orang dewasa, yang merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan otak.
Sejumlah kajian ilmiah menunjukkan bahwa senyawa alami tertentu berpotensi mendukung performa kognitif, termasuk daya ingat, fokus, dan kecepatan reaksi mental.
Salah satu bahan alami yang tengah diteliti adalah Neumenti, ekstrak dari varietas khusus tanaman spearmint yang kaya polifenol.
Menurut Prof. Dr. Rimbawan, Nutrition Advisory Board (NAB) of Herbalife Indonesia, kandungan polifenol seperti asam rosmarinat dan asam salvianolat dalam spearmint berperan sebagai antioksidan yang dapat membantu melindungi sel saraf dari stres oksidatif.
“Studi praklinis menunjukkan asam rosmarinat dapat membantu menekan stres oksidatif yang berpotensi merusak sel, serta mendukung perlindungan dan fungsi neuron. Senyawa ini juga diduga membantu transmisi sinyal antarsel saraf menjadi lebih efisien,” kata Rimbawan dalam keterangan di Jakarta, Senin (15/12/2025).
Ia menambahkan, sejumlah uji klinis acak dengan metode double-blind dilakukan pada kelompok usia berbeda. Pada kelompok usia 18–50 tahun yang melibatkan 142 partisipan sehat, konsumsi ekstrak spearmint dosis harian 900 miligram selama 90 hari dikaitkan dengan peningkatan kelincahan reaktif dan perhatian berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan perbaikan waktu reaksi dan pengambilan keputusan setelah tujuh hari penggunaan, serta peningkatan perhatian berkelanjutan yang lebih jelas setelah 30 hingga 90 hari dibandingkan kelompok plasebo.
Perhatian berkelanjutan sendiri merupakan kemampuan untuk tetap fokus pada suatu tugas dalam waktu lama tanpa mudah terdistraksi, yang penting dalam berbagai aktivitas harian seperti bekerja, belajar, maupun berkendara jarak jauh.
Sementara itu, pada kelompok usia 50–70 tahun dengan penurunan kognitif terkait usia, studi terhadap 90 partisipan menunjukkan dukungan terhadap memori kerja setelah 90 hari konsumsi. Memori kerja, yaitu kemampuan mengelola dan memproses beberapa informasi sekaligus, dilaporkan meningkat hingga 15 persen dibandingkan plasebo. Selain itu, penelitian juga mencatat adanya perbaikan dalam proses tertidur berdasarkan kuesioner kualitas tidur.
Meski demikian, temuan tersebut masih memerlukan kajian lanjutan untuk memahami dampak jangka panjang dan skala manfaatnya secara lebih luas. Para ahli juga mengingatkan bahwa dukungan terhadap kesehatan otak sebaiknya tetap dilakukan secara menyeluruh melalui pola makan seimbang, aktivitas fisik, istirahat cukup, serta pengelolaan stres yang baik.
(Ari Wibowo/goeh)
-
RIAU26/12/2025 10:00 WIBLiga Bulu Tangkis Kapolres Siak 2 Resmi Dibuka, Ratusan Atlet Se-Riau Bertanding di GOR Fantasi
-
NASIONAL26/12/2025 10:30 WIBKasus Iklan Bank BJB, KPK Cek Informasi Aliran Uang dari RK ke Aura Kasih
-
NUSANTARA26/12/2025 11:00 WIBBantu Penanganan Pascabencana 100 Personel Brimob Polda Banten di Kirim ke Aceh
-
EKBIS26/12/2025 18:00 WIBAirlangga Yakin Belanja Akhir Tahun 2025 Tembus Rp110 Triliun
-
DUNIA26/12/2025 12:00 WIBRibuan Warga Tetap Mengungsi, Meski Bentrokan Thailand-Kamboja Mereda
-
JABODETABEK26/12/2025 15:30 WIBDekat Ibunya yang Terbaring Sakit, Seorang Wanita Ditemukan Tewas
-
EKBIS26/12/2025 13:00 WIBPIHPS: Minyak Goreng Curah Rp19.000/Liter, Minyak Goreng Kemasan Bermerek I Rp22.650/Liter
-
NASIONAL26/12/2025 13:30 WIBPengibaran Bendera GAM Cederai Komitmen Perdamaian Aceh

















