Rahasia Rezeki Berkah dan Ketenangan Hati dalam Keutamaan Surat Al-Jumuah

AKTUALITAS.ID – Menjaga konsistensi atau istiqomah dalam ketaatan kepada Allah SWT seringkali menjadi tantangan terbesar bagi umat Muslim. Godaan duniawi dan hawa nafsu tak jarang membuat grafik keimanan seseorang mengalami pasang surut.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, Al-Quran hadir sebagai pengingat (tadzkirah) yang kuat. Salah satunya termaktub dalam Surat Al-Jumuah. Surat ke-62 dalam Al-Quran ini bukan sekadar bacaan rutin hari Jumat, melainkan sebuah pedoman hidup tentang bagaimana menyeimbangkan hubungan dengan Allah (Hablum Minallah) dan hubungan dengan manusia serta alam (Hablum Minannas).

Mengenal Surat Al-Jumuah

Surat Al-Jumuah tergolong sebagai surat Madaniyah yang terdiri dari 11 ayat. Diturunkan setelah Surat Ash-Shaff, nama surat ini diambil dari ayat ke-9, yakni lafadz al-jumu’ah yang berarti Hari Jumat.

Kandungan di dalamnya menjadi “rem” sekaligus “gas” bagi kehidupan seorang Muslim. Ia menjadi pengingat saat manusia terlalu lalai mengejar dunia, sekaligus pendorong semangat untuk mencari nafkah yang halal.

Pokok Kandungan: Dari Tasbih hingga Etos Kerja

Berdasarkan tafsir dan kajian ulama, Surat Al-Jumuah memiliki sejumlah poin krusial yang sangat relevan dengan kondisi moral masyarakat saat ini:

1 – Segala Sesuatu Bertasbih: Surat ini diawali dengan penegasan bahwa apa yang ada di langit dan bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Ini adalah teguran halus bagi manusia yang sering lupa memuji Penciptanya.

2 – Kerasulan Muhammad SAW: Allah menegaskan kembali status Rasulullah SAW sebagai manusia pilihan yang membawa wahyu, meski beliau seorang yang ummi (tidak bisa baca tulis), membuktikan kemurnian Al-Quran.

3 – Pengingat Kematian: Tidak ada manusia yang bisa lari dari kematian. Surat ini menekankan bahwa kematian adalah kepastian yang harus dipersiapkan bekalnya.

4 – Prioritas Sholat Jumat: Poin paling ikonik dalam surat ini adalah perintah tegas untuk meninggalkan segala aktivitas jual beli dan pekerjaan saat seruan sholat Jumat berkumandang.

5 – Etos Kerja Islami: Menariknya, Islam tidak menyuruh umatnya berdiam diri di masjid selamanya. Setelah sholat selesai, Allah memerintahkan manusia bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia-Nya (rezeki).

6 – Peringatan Terhadap Sifat Munafik: Surat ini juga mengupas sifat buruk seperti berdusta dan sumpah palsu yang harus dijauhi.

Keutamaan Mengamalkan Surat Al-Jumuah

Mengapa surat ini begitu istimewa? Selain sebagai bentuk ketaatan, memahami dan mengamalkan Surat Al-Jumuah membawa dampak psikologis dan spiritual yang besar.

Bagi mereka yang menjadikannya pedoman, surat ini menawarkan rezeki yang berkah. Konsep rezeki dalam Surat Al-Jumuah sangat jelas: tinggalkan dagangan saat panggilan Allah datang, dan jemputlah kembali dengan cara halal setelah kewajiban tunai. Ini adalah kunci keberkahan harta.

Selain itu, surat ini berfungsi sebagai alarm kematian. Di zaman di mana moralitas kian tergerus, kecurangan merajalela, dan banyak orang menghalalkan segala cara demi harta, Surat Al-Jumuah hadir untuk menarik kembali kesadaran kita ke jalan yang lurus.

Dengan rutin mentadaburi surat ini, seorang Muslim diharapkan semakin mencintai Rasulullah SAW, lebih disiplin dalam menunaikan Sholat Jumat, serta memiliki semangat membara untuk menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah sebelum ajal menjemput.

Sejatinya, Surat Al-Jumuah mengajarkan kita bahwa menjadi Muslim yang taat bukan berarti meninggalkan dunia, melainkan menempatkan dunia di tangan dan akhirat di hati. (Mun)