Berita
Milisi Rakyat Myanmar Klaim Tewaskan 165 Tentara Junta dalam 2 Bulan
Milisi rakyat Myanmar di negara bagian Chin mengklaim telah menewaskan 165 tentara junta dalam dua bulan belakangan. Pasukan Pertahanan Chin menyatakan bahwa mereka menewaskan seratusan tentara itu dalam kurun 49 hari sejak 24 April hingga 11 Juni. Berdasarkan pernyataan milisi yang dikutip The Irrawady akhir pekan lalu, sekitar 30 personel mereka juga tewas dalam baku […]
 
																								
												
												
											Milisi rakyat Myanmar di negara bagian Chin mengklaim telah menewaskan 165 tentara junta dalam dua bulan belakangan.
Pasukan Pertahanan Chin menyatakan bahwa mereka menewaskan seratusan tentara itu dalam kurun 49 hari sejak 24 April hingga 11 Juni.
Berdasarkan pernyataan milisi yang dikutip The Irrawady akhir pekan lalu, sekitar 30 personel mereka juga tewas dalam baku tembak dengan pasukan junta.
Sementara itu, sembilan warga sipil tewas dan empat lainnya juga terluka akibat saling serang antara tentara junta dan Pasukan Pertahanan Chin.
Meski demikian, The Irrawady belum dapat mengonfirmasi angka tersebut. Militer Myanmar juga belum merilis data terkait pertempuran mereka dengan milisi di negara bagian Chin.
Saling serang tersebut pecah pada 24 April lalu, ketika penduduk negara bagian Chin memutuskan untuk melawan junta memakai senjata yang biasa mereka pakai untuk berburu.
Mereka marah karena polisi Myanmar tak menepati janji untuk membebaskan enam warga yang ditahan saat mengikuti aksi protes antikudeta. Saat itu, mereka menyerang pos polisi di Kota Mindat.
Sejak saat itu, rakyat di negara bagian Chin terus angkat senjata untuk melawan pasukan junta militer. di sana. Setidaknya ada enam milisi rakyat yang bergerak, yaitu dari Kanpetlet, Mindat, Hakha, Thantlang, Falam, dan Tedim.
Tak hanya di Chin, para warga di negara bagian lain, terutama yang terletak di perbatasan Myanmar, juga membentuk milisi-milisi rakyat untuk melawan militer setelah kudeta.
Sementara itu, milisi etnis yang sejak dulu sudah berperang melawan pasukan pemerintah Myanmar juga menyatakan dukungan untuk gerakan rakyat.
Myanmar pun terus terperosok dalam krisis setelah militer mengudeta pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu.
Berdasarkan data kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), setidaknya 863 orang tewas akibat bentrok dengan aparat junta militer.
- 
																	   NASIONAL29/10/2025 13:00 WIB NASIONAL29/10/2025 13:00 WIBProvinsi Dengan Pendaftar Terbanyak Akan Terima Kuota Haji Lebih Besar 
- 
																	   POLITIK29/10/2025 12:00 WIB POLITIK29/10/2025 12:00 WIBBawaslu Minta KPU dan Pemerintah Segera Atur Penggunaan AI di Pemilu 
- 
																	   NUSANTARA29/10/2025 12:30 WIB NUSANTARA29/10/2025 12:30 WIBKeracunan Massal MBG Terjadi di Lembang Bandung Barat, Ratusan Anak Jadi Korban 
- 
																	   POLITIK29/10/2025 11:00 WIB POLITIK29/10/2025 11:00 WIBKPU: Digitalisasi Pemilu Memerlukan Peningkatan Kapasitas SDM 
- 
																	   FOTO29/10/2025 17:49 WIB FOTO29/10/2025 17:49 WIBFOTO: Projo Siap Gelar Kongres III Awal November 2025 
- 
																	   NUSANTARA29/10/2025 18:00 WIB NUSANTARA29/10/2025 18:00 WIBPolisi Ringkus Empat Pelaku Persetubuhan Anak Dibawah Umur di Riau 
- 
																	   DUNIA29/10/2025 14:00 WIB DUNIA29/10/2025 14:00 WIBLagi! Israel Langgar Gencatan Senjata dan Bunuh Sembilan Warga Gaza 
- 
																	   OLAHRAGA29/10/2025 14:30 WIB OLAHRAGA29/10/2025 14:30 WIBVeda Ega Pratama Naik Kelas ke Moto3 2026 

 
																	
																															 
									 
									 
																	 
									 
																	 
									 
									 
																	 
									 
																	











 
											 
											 
											 
											 
											 
											




