Berita
Polisi dan OJK Kewalahan Atasi Fintech Ilegal
Hampir sebagian besar fintech yang ilegal server mereka tidak ada di Indonesia
AKTUALITAS.ID – Polisi mengatakan tak bisa sepenuhnya mengantisipasi server yang digunakan oleh pelaku financial techonolgy (fintech). Terutama mereka yang menawarkan pinjaman daring secara ilegal.
Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtippidsiber) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Kombes Pol Rickynaldo Chairul mengatakan, kesulitan itu disebabkan server banyak yang berasal dari luar negeri.
“Server yang ada di Indonesia hanya 20%. Kalau kami hitung server yang ada di Indonesia [dibandingkan] dengan perkembangan fintech 2019 ini , [server] sudah mulai diisi fintech legal. Hampir sebagian besar fintech yang ilegal server mereka tidak ada di Indonesia,” kata Ricky di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (2/8).
Senada dengan itu, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L Tobing mengaku, pihaknya sudah memburu 1.230 fintech ilegal. Akan tetapi, saat ditumpas, OJK justru menemukan lagi fintech ilegal baru.
“Penanganannya ini sangat kompleks. Kita hentikan 1.230 hari ini, muncul juga nama baru, aplikasi baru, dari media sosial juga. Saat ini penawaran tersebut tak hanya dari aplikasi saja, sudah masuk ke SMS, Instagram, Facebook, dan media lainnya yang sudah terjangkau oleh masyarakat kita,” papar Tongam.
Adapun penyebab menjamurnya fintech ilegal, diperkirakan karena kemudahan teknologi yang mengakibatkan pihak manapun bisa membuat aplikasi dan situs web baru.
Terkait penanganan masalah itu, OJK sempat memanggil perusahaan mesin pencarian raksasa, Google Indonesia, untuk bekerja sama memberantas fintech lending ilegal yang marak berseliweran di dunia maya. Tongam mengatakan, pihaknya ingin Google tidak melayani pembukaan situs aplikasi fintech yang tidak sesuai atau tidak terdaftar di OJK.
“Tetapi Google sendiri tidak bisa atau sangat sulit bagi mereka. Google itu sangat mendukung inovasi dan [sistem] itu open source,” jelasnya.
Maka, yang bisa dilakukan OJK adalah pemblokiran secara dini. Pemblokiran itu juga turut menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Sebagai informasi, OJK telah merilis data sedikitnya 1.230 fintech ilegal selama 2018-2019. Dari jumlah tersebut, ada 404 fintech ilegal selama 2017, 826 fintech ilegal selama 2018, dan terakhir 1.230 selama 2019. Berdasarkan server fintech ilegal, 42% server itu lokasinya tidak diketahui, 22% dari Indonesia, 15% dari Amerika, 8% dari Singapura, 6% dari Cina, dan 2% dari Malaysia.
- Multimedia16 jam lalu
FOTO: Denny JA Lantik 11 Duta Puisi Esai
- Jabodetabek22 jam lalu
Tragis! Ayah di Bekasi Cabuli Anak Kandung Hingga Hamil, Ditangkap Polisi
- POLITIK19 jam lalu
Sandiaga Uno Tegaskan Masih Nunggu Hasil Putusan Mukernas PPP soal Posisi Ketua Umum
- POLITIK21 jam lalu
Pramono Anung Janji Akusisi Program Kandidat Lain untuk Membangun Jakarta
- POLITIK18 jam lalu
PKB Ajukan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional, Cak Imin: Waktunya Dikenang
- POLITIK22 jam lalu
Mardiono: Mukernas PPP Tak Bahas Nama Calon Ketua Umum, Muktamar Dijadwalkan Usai Lebaran
- Nusantara18 jam lalu
Pemilik Kendaraan Bermotor Siap Menghadapi Dua Pajak Baru Mulai Januari 2025
- Jabodetabek19 jam lalu
Seorang Bocah 2 Tahun Hanyut di Sungai Ciliwung Bogor Saat Bermain