Hujan Terekstrem dan Banjir di Mata Media Asing


AKTUALITAS.ID – Awal tahun 2020, sebagian wilayah di Indonesia dilanda banjir. Salah satu wilayah yang paling parah ada di Jakarta dan sebagian di Bekasi dan Tanggerang. Banjir kali ini termasuk yang paling parah.

Bencana banjir itu pun menarik perhatian dunia. Berbagai media Internasional seperti Channel News Asia (CNA), The Straits Times hingga Bloomberg turut memberitakan peristiwa itu. Sebagian bahkan menyebut banjir tahun ini sebagai yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

“Hujan merendam rumah dan mobil dan menutup salah satu bandara Jakarta. Lebih dari 700 area di wilayah Jabodetabek mengalami pemadaman listrik, menurut perusahaan listrik milik negara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),” tulis Bloomberg, Rabu (1/12/2019).

“Kereta komuter menghentikan sementara sebagian operasi, kata PT Kereta Commuter Indonesia,” tambah media Amerika Serikat tersebut.

Sementara itu, AccuWeather menyebut banjir telah memaksa belasan ribu orang untuk mengungsi.

“Lebih dari 19.000 orang telah dipaksa keluar dari rumah mereka karena banjir dan beberapa bagian kota tetap tidak dialiri listrik hingga Rabu malam,” tulis AccuWeather.

Hujan Terparah Selama 24 Tahun Terakhir

Kepala Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya kali ini merupakan yang paling ekstrem dalam 24 tahun terakhir.

“Hujan kali ini bukan hujan biasa,” kata Doni dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (1/1/2020).

Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kata Doni, hujan ekstrem ini melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yang merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali.

Menurutnya, intensitas hujan yang terjadi ketika banjir besar tidak pernah seperti awal 2020 ini. Pada 1996, banjir disebabkan oleh curah hujan berintensitas 216 mm/hari.

Pada 2002, oleh hujan berintensitas 168 mm/hari. Sementara banjir pada 2008 disebabkan hujan berintensitas 250 mm/hari. Pada 2013 oleh hujan 100 mm/hari.

Pada 2015, banjir disebabkan oleh hujan besar berintensitas 277 mm/hari. Pada 2016, banjir disebabkan hujan berintensitas 100-150 mm/hari. Dan hujan di awal 2020 memecahkan rekor di atas.

“Data dari beberapa titik pengukuran; TNI AU Halim, 377 mm/hari; Taman Mini, 335 mm/hari; Jatiasih: 259 mm/hari,” jelas Doni.

Terlebih, lanjut dia, BMKG memprediksi masih terjadi hujan pada hari ini sehingga masih mungkin terjadi banjir lagi.

Sebagai informasi, posko banjir Jakarta mencatat jumlah pengungsi banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta hingga Rabu mencapai 31.232 orang. Mereka tersebar di lima wilayah administratif ibu kota.

Sementara untuk jumlah korban meninggal dunia di seluruh Jabodetabek mencapai 21 orang. Data itu bersumber dari Kementerian Sosial. [Kiki Budi Hartawan]

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>