6 Tahun Menghilang, Bibi Kim Jong-un Tiba-tiba Muncul


Kim Kyong-hui (dua kanan) menonton di teater bersama Kim Jong-un dan Ri Sol-ju, Sabtu 25 Januari 2020. (Foto: Rodong Sinmun/KCNA)

Bibi pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, terlihat di depan umum untuk pertama kalinya sejak suaminya dieksekusi pada 2013.

Kim Kyong-hui adalah putri pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, dan saudari kandung mantan pemimpin Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.

Dia belum terlihat semenjak suaminya, Chang Song-thaek, dieksekusi oleh Kim Jong-un karena “tindakan pengkhianatan”.

Tetapi pada Minggu (26/1/2020), media pemerintah merilis foto saat dirinya tengah menikmati perayaan tahun baru Imlek.

Foto, yang dirilis kantor berita negara Korea Utara, KCNA , memperlihatkan Kim Kyong-hui duduk di samping Kim Jong-un dan istrinya di sebuah gedung teater yang ramai di Pyongyang.

Dia juga termasuk dalam daftar pejabat tinggi yang hadir di acara tersebut.

Oliver Hotham, editor NK News , yang meliput berbagai peristiwa di negara tertutup itu, mengatakan kemunculan kembali Kim Kyong-hui mengejutkan.

“Banyak pengamat Korea Utara berasumsi bahwa Kim Kyong-hui telah diasingkan atau bahkan dibunuh setelah kematian suaminya,” katanya kepada kantor berita Reuters.

Penampilan Kim Kyong-hui yang duduk di sebelah Kim Jong-un menunjukkan bahwa dia mempertahankan – atau mendapatkan kembali – pengaruh signifikan, dan mungkin sebagai penasihat, kata Oliver Hotham.

“Ini juga pengingat betapa ganjil dan brutalnya Korea Utara. Setelah semua yang terjadi, dia duduk di sebelah pria yang memerintahkan eksekusi terhadap suaminya.”

Kim Kyong-hui dan suaminya, Chang Song-thaek, berperan penting di Korea Utara saat keponakan mereka naik ke tampuk kekuasaan hampir satu dekade lalu.

Kim Jong-un menggantikan ayahnya sebagai pemimpin pada 2011. Diyakini bahwa Chang adalah salah satu mentornya selama masa transisi.

Namun dua tahun setelah pemimpin baru memerintah, Chang dicopot dari jabatannya. Pernyataan resmi menyebutkan bahwa dia telah mengaku merencanakan menggulingkan pemerintah, dan kemudian segera dieksekusi.

Banyak pengamat dari negara Korea Utara percaya bahwa ia kemungkinan dianggap sebagai ancaman bagi pemimpin muda itu, dan dibunuh sebagai bagian dari upaya pembersihan.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>