Berita
Wakil Ketua MPR Minta Jokowi Bertindak Tegas Tolak Kedatangan 500 TKA China ke Sultra
AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan meminta Presiden RI Joko Widodo bertindak tegas menolak rencana masuknya tenaga kerja asing (TKA) asal China berjumlah 500 orang untuk bekerja di perusahaan pemurnian nikel PT VDNI (Virtue Dragon Nickel Industry) Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Menurut Syarief rencana masuknya 500 TKA ini jika terealisasi dinilainya akan […]

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan meminta Presiden RI Joko Widodo bertindak tegas menolak rencana masuknya tenaga kerja asing (TKA) asal China berjumlah 500 orang untuk bekerja di perusahaan pemurnian nikel PT VDNI (Virtue Dragon Nickel Industry) Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Menurut Syarief rencana masuknya 500 TKA ini jika terealisasi dinilainya akan menimbulkan kegaduhan dan ketidakadilan di kalangan masyarakat terutama yang terdampak pandemi COVID-19 hingga kehilangan pekerjaan termasuk pemasukan ekonominya.
“Ada ketidakadilan jika rencana terealisasi, dirasakan oleh masyarakat terdampak terutama di wilayah Sulawesi Tenggara yang sedang sangat gundah karena kehilangan penghasilan dan sangat membutuhkan pekerjaan secepatnya untuk bertahan di masa pandemi,” ujar Syarief di Jakarta Sabtu (2/5/2020).
Terlebih, kata Syarief, saat ini pemerintah sedang berupaya keras melawan dan meminimalisir laju penyebaran virus Corona atau COVID-19. Sehingga apabila diizinkan masuk ini menjadi contoh ketidaktegasan pemerintah memberantas penyebaran COVID-19.
“Saya berharap di tengah gencarnya pemerintah melakukan upaya pencegahan dengan berbagai aturan yang harus dipatuhi seluruh rakyat, Presiden harus menolak rencana tersebut. Saya khawatir bila diizinkan masuk, akan menjadi contoh ketidaktegasan pemerintah dalam hal penanganan penyebaran pandemi COVID-19. Apalagi TKA tersebut berasal dari negara yang menjadi episentrum pandemi,” jelasnya.
Kendati demikian, Syarief menegaskan bangsa Indonesia pada intinya tidak menolak dan tidak alergi atau diskriminatif terhadap tenaga kerja asing dari manapun termasuk dari China. Hanya saja timing-nya tidak tepat.
“Tetapi, rencana masuknya ratusan TKA asing tersebut di tengah upaya pencegahan penyebaran virus serta melihat banyaknya masyarakat Indonesia yang terdampak kehilangan pekerjaan sehingga rasa ketidakadilan muncul, timing-nya untuk saat ini sangat tidak tepat,” pungkasnya.
-
EKBIS16/04/2025 10:30 WIB
Was-Was Data China, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.825 per Dolar AS
-
EKBIS16/04/2025 12:30 WIB
Harga Minyak Dunia Tumbang, Brent dan WTI Anjlok
-
FOTO16/04/2025 21:17 WIB
FOTO: Melihat Suasana Terkini Dapur MBG Kalibata yang Berhenti Masak
-
NASIONAL16/04/2025 13:49 WIB
Kabar Duka: Hotma Sitompul Berpulang Setelah Dirawat di RSCM
-
EKBIS16/04/2025 18:31 WIB
Setiba dari Yordania, Mentan Sidak Bulog dan PIHC
-
FOTO16/04/2025 21:00 WIB
FOTO: Melihat Balai Uji Perangkat Elektronik Terbesar se-Asia Tenggara Milik Komdigi
-
FOTO16/04/2025 17:02 WIB
FOTO: Komisi I DPR RI Tinjau Laboratorium BBPPT Komdigi
-
OLAHRAGA16/04/2025 17:30 WIB
Jadwal dan Link Live Streaming Real Madrid vs Arsenal: Leg Kedua Penentu Semifinal Liga Champions