Berita
FSGI: Program Pemberian Kuota Belajar Kemendikbud Berpotensi Rugi Rp1,7 Triliun
AKTUALITAS.ID – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan program pemberian kuota belajar siswa Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) berpotensi merugikan keuangan negara mencapai sekitar Rp1,7 triliun. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) FSGI, Fahriza Marta Tanjung menjelaskan angka kerugian itu dihitung berdasarkan estimasi sisa kuota yang tak terpakai oleh siswa setiap bulan untuk pelaksanaan belajar jarak jauh (PJJ) […]

AKTUALITAS.ID – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan program pemberian kuota belajar siswa Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) berpotensi merugikan keuangan negara mencapai sekitar Rp1,7 triliun.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) FSGI, Fahriza Marta Tanjung menjelaskan angka kerugian itu dihitung berdasarkan estimasi sisa kuota yang tak terpakai oleh siswa setiap bulan untuk pelaksanaan belajar jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19.
“Karena kuota sisa akan hangus bersamaan masa aktif kuota, kami memprediksi ada sekitar 15 dari 30 giga byte (GB) tidak akan terpakai,” kata Riza dalam diskusi daring membahas kuota belajar, Minggu (27/9/2020).
Jika 1 GB diestimasikan Rp1.000, kata Riza, total kerugian kuoat belajar siswa karena tak terpakai sebesar Rp15 ribu per siswa.
Riza memprediksi kerugian minimal dalam program tersebut bisa mencapai Rp399 miliar per bulan dari 26 juta penerima. Sedangkan kerugian maksimal bisa mencapai angka Rp492 miliar dari 31 juta penerima bantuan.
Riza menyebut jumlah 26 juta dan 32 juta penerima itu diambil berdasarkan verifikasi dan validasi data di pangkalan data Kemendikbud.
“Angka 26 juta berasal dari nomor ponsel aktif yang valid dan berhasil melakukan pengunduhan SPTJM (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak). Sementara angka berikutnya tadi, angka 32 juta ini, berasal dari ponsel aktif valid tapi belum SPTJM,” katanya.
“Kalau misalnya ini kita rata-ratakan, kerugian perbulannya bisa mencapai 445 milyar,” ujar Riza menambahkan.
Riza mengatakan jika program tersebut terus berjalan selama empat bulan, total potensi kerugian bisa mencapai sekitar Rp1,7 triliun. Jumlah itu, kata Riza, 25 persen dari total anggaran untuk program kuota belajar sebesar Rp7,2 triliun.
Riza menyebut potensi kerugian tersebut seharusnya bisa dicegah dan bisa digunakan untuk membantu pelaksanaan PJJ lain yang lebih efektif, misalnya dapat membeli smartphone untuk 1,7 juta siswa dengan estimasi harga per ponsel sebesar Rp1 juta.
“Atau misalnya dana tadi untuk insentif guru berkunjung ke rumah siswa dengan hitungan Rp100 ribu per kunjungan, sehingga per bulan itu guru memperleh Rp400 ribu per bulan. Dan dikali 4 bulan bisa Rp1,6 juta. Ini bisa memperoleh sebanyak 1,1 juta guru,” ujarnya.
Sejauh ini belum ada pernyataan dari Kemendikbus terkait perkiraan FSGI ini.
-
NASIONAL27/09/2025 12:00 WIB
80% Pelanggaran SOP Jadi Penyebab Keracunan MBG, BGN Akui Kesalahan Internal
-
JABODETABEK26/09/2025 22:01 WIB
Kapolri Tunjuk Irjen Viktor Jadi Kapolda Babel, Irjen Endi Pimpin Sulteng
-
NASIONAL27/09/2025 00:02 WIB
BGN Gandeng Polri-BIN Bongkar Kasus Keracunan Massal Program MBG
-
JABODETABEK27/09/2025 05:30 WIB
BMKG Prediksi Sebagian Besar Jakarta Diguyur Hujan Ringan pada Sabtu 27 September 2025
-
DUNIA27/09/2025 08:00 WIB
Jejak Berdarah Tony Blair: Kandidat Pemimpin Transisi Gaza di Tengah Kontroversi Invasi Irak
-
DUNIA26/09/2025 23:00 WIB
Guangdong Mulai Pulih Usai Diterjang Topan Ragasa
-
RAGAM27/09/2025 01:00 WIB
Film “Tukar Takdir” Angkat Drama Petaka Pesawat, Dibintangi Nicholas Saputra
-
NUSANTARA27/09/2025 06:30 WIB
Pemkab Mamuju Sulbar Tetapkan KLB Setelah 26 Siswa Keracunan MBG