Connect with us

Berita

Hattrick Pilpres, Giliran Prabowo di 2024?

Published

pada

PEJUANG sejati, sebutan itu sepertinya cocok disematkan pada Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto. Tokoh nasional yang telah malang melintang di dunia militer selama 28 tahun, sebelum akhirnya menjebloskan hati dan pikirannya di kancah politik Indonesia dengan menjadi Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Tiga kali sudah Prabowo maju pilpres. Pada 2009, Prabowo mendampingi Megawati sebagai wapres, dan kalah dari SBY. Kemudian di tahun 2014 dan 2019, sang letjen kembali harus menelan getirnya kekalahan dan saat itu, dia memberi ucapan selamat atas keunggulan Jokowi.


Namun bukan Prabowo kalau tidak bisa menerima kekalahan dengan ksatria. Bahkan dengan kebesaran jiwa dan ketulusan hatinya, serta sikap negarawannya, Prabowo menerima pinangan Jokowi untuk jadi pembantunya dan bersedia menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 hingga 2024. Dan di berbagai kesempatan, Prabowo menjawab tegas nyinyiran sebagian orang yang menyayangkan kesediaannya menjadi menteri Jokowi.

Lantang sekali dia berujar bahwa demi bangsa dan negara yang dicintainya, dirinya tak peduli dengan cibiran dan rela melakukan apa pun untuk kejayaan Indonesia. Luar biasa, salut dan apresiasi setinggi-tingginya untuk sang pejuang!

Sebelum ‘berbasah-basah’ di hingar-bingar kehidupan politik, Prabowo adalah seorang perwira tinggi militer Indonesia. Pangkat terakhir Prabowo adalah Letnan Jenderal Angkatan Darat, sebelum akhirnya mengundurkan diri pada tahun 1998.

Selama berdinas di militer, Prabowo dikenal sebagai perwira yang cerdas dan sangat berpengalaman dalam operasi militer. Namun, di balik karirnya yang mengkilap, terendus juga sisi kontroversial dirinya karena diduga terlibat dalam beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia.

Setelah pensiun dari militer, Prabowo langsung tancap gas memasuki dunia politik dengan membesut Partai Gerindra dan mencoba membangun citra sebagai pemimpin yang kuat, berwibawa, dan nasionalis. Dia kerap menyuarakan pentingnya kedaulatan dan kemandirian Indonesia.

Prabowo diketahui memiliki basis pendukung yang kuat, terutama di kalangan nasionalis dan militer. Mereka melihatnya sebagai sosok yang berani dan tegas sehingga digadang-gadang akan mampu membawa perubahan bagi Indonesia.

Karisma dan kemampuan kepemimpinan yang kuat, membuatnya mampu mempengaruhi dan memobilisasi massa pendukungnya. Gaya berbicaranya yang tegas dan percaya diri seringkali berhasil menarik perhatian dan mendatangkan banyak dukungan.

Selain itu, Prabowo juga selalu menekankan pentingnya kedaulatan dan kemandirian Indonesia dalam pidatonya untuk menggelorakan jiwa nasionalisme.

Hal ini membuatnya populer di kalangan nasionalis yang menginginkan pemimpin yang kuat dalam memperjuangkan kepentingan bangsa.

Sebagai Menteri Pertahanan, sudah pasti dia berupaya memperkuat pertahanan nasional dengan meningkatkan kemampuan militer Indonesia.

Prabowo juga terlibat dalam diplomasi pertahanan dengan negara-negara lain untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Pengalamannya sebagai perwira tinggi TNI AD memberinya pemahaman yang mendalam tentang pertahanan dan keamanan nasional. Upaya kerasnya dalam membangun pertahanan nasional yang kokoh adalah bukti sahih komitmennya terhadap negara.

Namun sebagai manusia, tentu Prabowo juga tak luput dari cela dan dosa masa lalu. Kontroversi pelanggaran HAM selama karir militernya adalah salah satu kelemahan yang sering dikaitkan padanya.

Tuduhan-tuduhan ini telah mempengaruhi persepsi publik terhadap integritas dan kredibilitasnya sebagai seorang pemimpin. Meskipun sudah punya mesin politik Gerindra dan basis pendukung yang kuat, Prabowo masih menghadapi tantangan dalam memperluas dukungan politiknya.

Dalam tiga kali kontestasi pilpres, ia belum berhasil memenangkan suara mayoritas, dan hal ini menunjukkan bahwa ada sebagian besar pemilih yang belum sepenuhnya terpikat oleh visinya.

Sekelumit tentang Prabowo ini, silakan ditafsir bahwa pandangan tentang kelebihan dan kelemahan seseorang bisa bervariasi tergantung pada sudut pandang yang diambil. Penilaian terhadap seorang tokoh bisa didasarkan pada preferensi politik, pandangan ideologi, atau penilaian pribadi. [Samsu Drajat]

Trending



Copyright © 2024 aktualitas.id