Pemuda Lintas Agama Ikuti Kemah Moderasi Beragama


AKTUALITAS.ID – Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag menggelar Kemah Moderasi Beragama bagi Pemuda Pegiat Media Digital.

Kemah yang berlangsung di Bandung ini diikuti para pemuda dari berbagai organisasi lintas agama, yaitu: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pemuda Persis, Pemuda Katolik, GMKRI, Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Pemuda Buddha, dan Pemuda Konghucu.

“Bicara moderasi beragama berarti bicara kelangsungan bangsa Indonesia, bicara bagaimana negara ini harus tetap plural dan tetap harus menghargai perbedaan,” ujar Kepala Balitbang Diklat Suyitno saat membuka Kemah Moderasi di Bandung, Kamis (7/9/2023).

Menurutnya, perbedaan pilihan politik, agama, budaya, dan suku tidak semestinya memecah belah bangsa. Hal itu seperti yang dicontohkan para founding fathers bangsa.

“Kita harus menunjukkan komitmen berbeda tapi satu tujuan. Ini semata-mata untuk kelangsungan bangsa, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

“Hal tersebut merupakan misi besar Moderasi Beragama, yakni memastikan setiap anak bangsa memiliki komitmen kebangsaan yang sama,” imbuhnya.

Pemuda masa kini, kata Suyitno, juga harus adaptif terhadap local wisdom. Sebab, masyarakat Indonesia kaya akan budaya dengan segala variannya. Indonesia negara yang besar dengan jumlah penduduk yang luar biasa besarnya.

“Tahun 2045 kita akan menyumbangkan bonus demografi. Pada saat itu, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi produktif yang akan banyak berkiprah untuk mewarnai dunia,” tuturnya.

Kaban Suyitno mengatakan, penguatan Moderasi Beragama telah menyasar semua komponen ASN, khususnya di Kemenag. Secara nomenklatur, konsep Moderasi Beragama sudah cukup familiar, tak terkecuali di kalangan Gen Z yang menjadi bagian penting dari program itu.

Suyitno sadar bahwa penguatan Moderasi Beragama tidak bisa hanya dilakukan Kemenag. Ada banyak stakeholder yang perlu diperhatikan dan dilibatkan, salah satunya para pegiat media sosial dan wartawan. Kemenag juga dituntut mampu menggerakkan potensi besar dunia maya dalam diseminasi penguatan Moderasi Beragama.

“Kemah Moderasi Beragama ini juga diikuti pegiat media sosial. Mereka juga mempunyai peran penting. Berbagai model pendekatan untuk penguatan Moderasi Beragama ini perlu diupayakan, baik di dunia nyata maupun jagat maya,” ujar Kaban.

Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim menambahkan, para peserta diminta membuat konten publikasi selama mengikuti perkemahan. Tema yang diangkat seputar moderasi beragama, kerukunan, persatuan, dan lainnya. Proses produksinya bisa dikolaborasikan dengan semua peserta lintas agama.

“Kemah Moderasi Beragama ini bisa pula menjadi momen dan wadah untuk menjalin relasi konten kreator lintas agama,” tandasnya. (Red)

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>