Connect with us

DUNIA

Hamas Tolak Syarat ‘Menyerah’ dalam Proposal Gencatan Senjata Israel

Aktualitas.id -

Hamas adalah organisasi Islam Palestina dengan sayap militer Izz ad-Din al-Qassam di wilayah Palestina. - Istimewa

AKTUALITAS.ID – Harapan gencatan senjata di Gaza kembali terganjal. Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyepakati gencatan senjata dengan Israel, namun menolak tegas satu syarat yang dianggap “mustahil”: menyerahkan diri.

Pernyataan keras itu disampaikan oleh Sami Abu Zuhri, pejabat senior Hamas, kepada Al Jazeera Arabic. Ia menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai pihak yang justru menghambat terwujudnya perdamaian.

“Dalam proposal terbaru, penjajah tidak berkomitmen untuk menghentikan perang sepenuhnya, mereka hanya ingin membebaskan tawanan. Kami tidak akan pernah menerima syarat yang memaksa rakyat kami menyerah,” tegas Zuhri.

Menurut dokumen yang diperoleh Middle East Eye, proposal gencatan senjata Israel terdiri dari 12 poin, termasuk masa tenang selama 45 hari dan pembebasan semua tawanan Israel secara bertahap. Sebagai imbalannya, bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Gaza, yang selama berminggu-minggu terblokade.

Namun, Hamas menilai proposal itu hanya bertujuan menyelamatkan sandera Israel tanpa komitmen nyata untuk menghentikan agresi militer atau menarik pasukan dari Gaza.

“Menyerah bukan pilihan bagi Hamas. Tidak akan ada bendera putih. Kami siap membebaskan tawanan, baik hidup maupun gugur, asalkan perang dihentikan dan pasukan Israel mundur,” lanjut Zuhri.

⚠️ Situasi Kemanusiaan di Gaza Makin Mencekam

Kebuntuan diplomatik ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk. Jaringan LSM Palestina (PNGO) memperingatkan bahwa Gaza kini memasuki fase kelaparan ekstrem, diperparah oleh blokade bantuan, pengeboman fasilitas logistik, dan penutupan dapur umum.

Lebih dari enam pekan terakhir, Israel disebut menghalangi masuknya makanan, obat, dan bahan bakar, sementara serangan udara menghantam gudang bantuan dan fasilitas air bersih.

Kini, dunia menanti apakah diplomasi bisa mengalahkan ego politik, atau apakah warga Gaza akan terus menjadi korban dalam perang yang tampaknya belum menemukan ujung. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING