Connect with us

EKBIS

Rupiah Melemah Pagi Ini, Investor Tunggu Peresmian Danantara

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah dibuka melemah tipis pada perdagangan pagi ini, Senin (24/2/2025), menjelang peresmian lembaga pengelola investasi kakap di Tanah Air, Danantara, oleh Presiden Prabowo Subianto.

Rupiah dibuka turun 0,02% di level Rp16.308/US$, ketika mayoritas mata uang Asia kompak menguat sejak pembukaan pasar Asia pagi tadi. Pada pukul 09:08 WIB, rupiah menyentuh level terlemah pagi ini di Rp16.316/US$.

Gerak sideways rupiah pagi ini, hanya ditemani oleh yen Jepang yang melemah 0,04%.

Adapun mata uang Asia lain seperti won menguat 0,30%, baht 0,28%, dolar Singapura 0,22%, ringgit 0,18%, yuan offshore 0,09%, peso 0,06%, yuan Tiongkok 0,04%, dolar Taiwan dan Hong Kong sama-sama naik tipis 0,02%.

Tekanan tipis rupiah juga terjadi ketika indeks dolar AS sejatinya bergerak melemah di kisaran 106,20.

Namun, gerak terbatas rupiah sepertinya sejalan dengan penurunan tipis IHSG pagi ini di kisaran 6.801.

Adapun di pasar surat utang, harga obligasi cenderung bergerak variatif. Beberapa tenor masih mencatat kenaikan yield seperti tenor 5Y yang naik 1,9 bps pagi ini, dan 10Y yang naik 0,09 bps. Namun, tenor pendek 2Y turun 0,8 bps pagi ini.

Secara teknikal, rupiah mencatat level resistance terdekat di Rp16.280/US$. Lalu level resistance potensial selanjutnya ada di Rp16.250/US$ dan Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dalam time frame daily hingga sepekan perdagangan.

Rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp16.350/US$ dan Rp16.400/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya kembali kepada level Rp16.450/US$ dalam nantinya.

Sentimen dalam negeri mungkin akan memberi sokongan di mana pelebaran lagi selisih imbal hasil investasi RI dengan Amerika, sepertinya akan terus menarik lagi arus modal asing masuk.

Laporan Bank Indonesia, berdasarkan data transaksi 17-20 Februari 2025, investor nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp7,58 triliun.

Angka itu terdiri atas jual neto sebesar Rp0,46 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp6,96 triliun di pasar SBN, dan Rp1,08 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Hari ini, Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang akan mengelola aset sekitar US$900 miliar atau setara Rp14.647 triliun.

Kelahiran Danatara itu menuai pro dan kontra. Di kalangan yang pro menilai, Danantara bila dikelola sesuai prinsip good governance ia potensial menjadi ‘the next Temasek’.

Namun, di kalangan suara kontra, mengacu pada banyaknya kasus pailit dan fraud di berbagai BUMN seperti Jiwasraya, Asabri, Istaka Karya, dan lain sebagainya, Danantara dinilai berisiko menjadi skandal baru di masa depan seperti 1MDB di Malaysia.

Pekan ini, di pasar global, pelaku pasar juga akan menunggu rilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) yang akan memberi petunjuk lanjutan tentang prospek kebijakan bunga acuan Federal Reserve.

Itu juga akan memperkuat atau memperlemah sinyal positif yang sempat ditebar para pejabat The Fed pada pekan lalu, bahwa masih akan ada dua kali lagi pemangkasan bunga acuan The Fed pada tahun ini. (Mun/Yan Kusuma)

TRENDING