EKBIS
Obat Kuat Rupiah Belum Habis, Dolar AS Kembali Dibuat Melemah di Pembukaan
AKTUALITAS.ID – Meski menghadapi gejolak sentimen ekonomi global, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Jumat pagi (2/5/2025) masih menunjukkan tanda-tanda penguatan. Hingga pukul 09:15 WIB, rupiah tercatat di level Rp16.566,5 per USD, menguat tipis sebesar 0,06% atau 10 poin dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp16.576,5 per USD.
Sementara itu, data dari Yahoo Finance mencatatkan rupiah di level Rp16.559 per USD, menguat 0,21% atau 35 poin dari Rp16.594 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi, meski bergerak fluktuatif, rupiah hari ini cenderung akan menguat. “Pergerakan rupiah hari ini akan fluktuatif, namun diperkirakan akan ditutup menguat di rentang Rp16.540 hingga Rp16.610 per USD,” ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini terkait kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang belum jelas. Kebijakan tarif yang tidak menentu ini menambah kekhawatiran atas potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi global, yang tercermin dalam penurunan signifikan dalam data keyakinan konsumen AS pada bulan April.
Sementara itu, data dari Tiongkok juga menunjukkan tekanan ekonomi yang lebih besar, dengan aktivitas manufaktur yang menyusut lebih dari yang diperkirakan pada bulan April. Dampak dari perang dagang antara AS dan Tiongkok yang terus berlanjut mempengaruhi kinerja ekspor Tiongkok, yang semakin tertekan setelah penerapan tarif tinggi oleh Trump.
Dari dalam negeri, meskipun tantangan global terus ada, pemerintah Indonesia menyambut positif proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan oleh IMF dan Bank Dunia sebesar 4,7% pada tahun 2025. Ibrahim mengungkapkan bahwa proyeksi ini harus dijadikan dasar untuk tetap optimis, meskipun tantangan global tetap harus dihadapi dengan kesiapan.
“Penting untuk terus mempertahankan optimisme dan kepercayaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Indikator ekonomi Indonesia saat ini masih stabil, dengan inflasi terjaga dan iklim investasi yang mendukung,” ujar Ibrahim.
Pemerintah Indonesia juga terus berusaha menjaga pertumbuhan ekonomi dengan mendorong kerjasama antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta, serta berupaya untuk memperbaiki regulasi yang menghambat masuknya investasi.
Dengan segala tantangan dan ketidakpastian ekonomi global, optimisme tetap dijaga untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi pada tahun 2025. (Yan Kusuma/Mun)
-
POLITIK23/11/2025 12:00 WIB8 Parpol Nonparlemen Bersatu Tuntut Ambang Batas Parlemen Turun Jadi 1 Persen
-
NASIONAL23/11/2025 10:00 WIBPolemik Undangan Peter Berkowitz Berujung Desakan Gus Yahya Mundur dari PBNU
-
EKBIS23/11/2025 09:30 WIBKAI Siap Menghadapi Libur Nataru dengan 7.982 Perjalanan Kereta Api
-
RIAU23/11/2025 19:00 WIBGrup 3 Kopassus Terima Hibah Lahan 245,5 Hektare untuk Pembangunan Markas di Dumai
-
POLITIK23/11/2025 11:00 WIBKetua Umum PBNU Gus Yahya: Saya Tidak Akan Mundur
-
DUNIA23/11/2025 14:00 WIB21 Warga Gaza Tewas dalam Gelombang Serangan Udara Israel
-
EKBIS23/11/2025 10:30 WIBUpdate Harga Emas Pegadaian Hari Ini: Galeri24 dan UBS
-
OLAHRAGA23/11/2025 17:00 WIBMonchengladbach Pesta Gol di Markas Heidenheim, Kevin Diks Ikut Unjuk Ketajaman

















