EKBIS
Dolar AS Menguat, Rupiah Melemah di Pembukaan Perdagangan
AKTUALITAS.ID – Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (13/11/2025). Tekanan terhadap rupiah terjadi seiring penguatan indeks dolar AS dan sentimen global yang masih berfluktuasi.
Merujuk data Refinitiv, rupiah Garuda pada pembukaan perdagangan pagi ini berada di posisi Rp16.710 per dolar AS, melemah 0,09% dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp16.695 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB masih berada di zona penguatan, naik tipis 0,04% ke posisi 99,532.
Analis menilai, pergerakan rupiah hari ini masih akan bergantung pada arah dolar AS di pasar global setelah adanya kabar positif dari Washington. DPR AS pada Rabu malam waktu setempat meloloskan rancangan pendanaan jangka pendek yang diharapkan bisa mengakhiri government shutdown terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat sejak 1 Oktober.
Langkah tersebut memberikan sedikit sentimen positif bagi pasar global, terutama dalam meredakan kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi dan gangguan layanan publik di AS. RUU itu kini tinggal menunggu penandatanganan Presiden Donald Trump, yang dijadwalkan dilakukan dalam waktu dekat.
Dari dalam negeri, rupiah juga dibayangi faktor fundamental seperti penurunan cadangan devisa (cadev) akibat intervensi Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan kurs.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, penurunan cadev tersebut disebabkan oleh intervensi tunai (spot) yang dilakukan BI ketika tekanan rupiah meningkat, bahkan sempat menembus level Rp17.000 per dolar AS pada April 2025.
Meski demikian, Perry menegaskan bahwa intervensi kini lebih banyak dilakukan melalui instrumen non-delivery forward (NDF) baik di pasar offshore maupun domestik, sehingga pelemahan rupiah dapat diredam tanpa menguras cadev secara agresif.
Setelah sempat turun ke US$149 miliar pada September 2025, posisi cadangan devisa Indonesia kembali meningkat menjadi US$150 miliar pada Oktober 2025.
Dengan strategi stabilisasi yang lebih terukur dan arah kebijakan BI yang tetap konsisten, pelaku pasar menantikan bagaimana Bank Indonesia akan menyeimbangkan tekanan eksternal dan kondisi domestik di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. (Firmansyah/Mun)
-
NASIONAL16/11/2025 09:00 WIBPolisi Aktif di Jabatan Sipil Terancam Putusan MK, Berikut Daftarnya
-
NASIONAL16/11/2025 06:00 WIBPEDPHI: RUU KUHAP Berpotensi Optimalkan Sistem Peradilan Pidana Indonesia
-
POLITIK16/11/2025 07:00 WIBRUU Pemilu: Integrasi Teknologi dan AI Jadi Fokus Utama
-
NASIONAL16/11/2025 10:00 WIBEddy Soeparno Tegaskan Kesiapan Indonesia Pimpin Aksi Iklim Asia di COP30
-
JABODETABEK16/11/2025 07:30 WIBPolda Metro Jaya Buka Layanan SIM Keliling Hari Minggu, Ini Lokasinya
-
NUSANTARA16/11/2025 06:30 WIBBencana Longsor Cilacap: 11 Jenazah Ditemukan, Pencarian Masih Berlanjut
-
OASE16/11/2025 05:00 WIBMengenal Surat Al-Qasas Ayat 1-28: Kisah Nabi Musa dan Pertolongan Allah
-
EKBIS16/11/2025 08:30 WIBPertamina Naikkan Harga Dexlite dan Pertamina Dex, Ini Daftar Harga BBM Hari Ini

















