Connect with us

OASE

Peristiwa Bersejarah di Balik Perluasan Masjid Nabawi di Zaman Khalifah Umar RA

Aktualitas.id -

Ilustrasi - Masjid Nabawi (ist)

AKTUALITAS.ID – Umar bin Khattab RA, khalifah kedua dalam Islam, dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas dan adil. Salah satu peristiwa yang menunjukkan kebijaksanaannya terjadi saat ia berupaya memperluas Masjid Nabawi sesuai dengan wasiat Rasulullah SAW sebelum wafat. Namun, upaya ini sempat menemui tantangan ketika ia meminta rumah Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW, yang berada di dekat masjid.

Umar RA mendatangi Abbas dan berkata, “Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah SAW berwasiat sebelum wafat. Beliau menginginkan penambahan jumlah masjid. Rumahmu sangat dekat dengan masjid, maka berikanlah rumahmu itu untuk urusan masjid. Kami akan menggantinya dengan tanah yang lebih luas.”

Namun, Abbas dengan tegas menolak, “Aku tidak akan melakukannya.”

Mendengar penolakan itu, Umar RA menegaskan bahwa ia akan mengambil rumah tersebut dengan paksa. Abbas pun menantangnya, “Itu bukan hakmu. Cari penengah untuk memutuskan perkara ini.”

Sebagai jalan tengah, Abbas menunjuk Hudzaifah bin al-Yaman, penasihat kepercayaan Khalifah, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam majelis yang dihadiri keduanya, Hudzaifah menyampaikan kisah Nabi Daud AS saat ingin memperluas Baitul Maqdis. Dalam cerita itu, Nabi Daud ingin mengambil rumah anak yatim untuk proyek tersebut, tetapi Allah SWT mengingatkannya bahwa rumah yang bersih dari kezaliman adalah rumah-Nya.

Mendengar kisah tersebut, Umar RA dan Abbas terdiam. Umar pun mengakui kekeliruannya dan berkata, “Aku tidak akan mengambil rumahmu.”

Namun, peristiwa ini berakhir dengan kejadian yang mengharukan. Setelah menyaksikan ketulusan Umar dalam menaati hukum dan keadilan Islam, Abbas dengan penuh keikhlasan akhirnya berkata, “Bersamaan dengan itu, aku telah memberikan rumahku untuk memperluas Masjid Rasulullah SAW.”

Keputusan ini bukan karena paksaan, melainkan atas dasar keikhlasan dan kecintaan terhadap Islam. Dengan demikian, Masjid Nabawi pun dapat diperluas tanpa ada unsur kezaliman, menjadikannya sebagai contoh nyata kebijaksanaan dan keadilan dalam kepemimpinan Islam.  (YAN KUSUMA/RIHADIN)

TRENDING