Connect with us

OASE

Masjid Jami Matraman: Saksi Perjuangan Laskar Mataram di Jakarta

Aktualitas.id -

Masjid Matraman, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Masjid Jami Matraman, yang terletak hanya sekitar 300 meter dari Gedung Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat, menyimpan sejarah panjang perjuangan dan dakwah Islam di Indonesia. Masjid ini awalnya dikenal sebagai Masjid Jami Matraman Dalem, yang berarti masjid bagi para pengikut setia Kasultanan Mataram Ngayogyakarta.

Pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo, Mataram mengirimkan pasukan untuk merebut Batavia dari penjajahan Belanda. Meskipun gagal, perjuangan para prajurit Mataram tidak berhenti di medan perang. Banyak di antara mereka yang memilih untuk tetap tinggal di Batavia dan beralih menjadi penyebar agama Islam di wilayah tersebut. Para prajurit sukarelawan ini melebur dengan penduduk lokal dan turut mengembangkan ajaran Islam di tanah Betawi.

Masjid Jami Matraman didirikan pada tahun 1837 oleh dua orang tokoh penting, Haji Mursalun dan Bustanil Arifin, yang merupakan keturunan prajurit Mataram. Dengan arsitektur yang terinspirasi oleh masjid-masjid di Timur Tengah dan India, masjid ini memiliki kubah besar dan dua menara yang menjulang, mencerminkan kemegahan dan keagungan Islam. Warna kuning keemasan pada masjid ini juga menjadi simbol semangat perjuangan.

Sejak awal berdirinya, masjid ini menjadi pusat dakwah dan pengajaran Islam, bahkan menjadi tempat yang memicu kesadaran rakyat untuk melawan penjajahan. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ajaran yang disebarkan dari Masjid Jami Matraman dianggap berbahaya bagi kekuasaan penjajah, sehingga pemerintah Belanda sempat berniat untuk membongkarnya pada tahun 1920. Namun, berkat perlawanan gigih dari ulama dan masyarakat, termasuk pendiri masjid yang sudah sepuh, rencana tersebut akhirnya dibatalkan.

Pada tahun 1923, pemerintah Belanda melakukan renovasi masjid sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dengan rakyat. Hingga kini, Masjid Jami Matraman tetap menjadi simbol perjuangan dan ketahanan umat Islam dalam menghadapi penjajahan serta pentingnya menjaga warisan sejarah dalam menyebarkan ajaran Islam di tanah air. (Mun/ Yan Kusuma)

TRENDING