Connect with us

JABODETABEK

Korban Keracunan Program MBG di Bogor Melonjak Drastis Jadi 171 Siswa

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Bogor, Jawa Barat. Jumlah siswa TK, SD, dan SMP yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah secara signifikan. Data terbaru yang dirilis oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada Kamis (8/5/2025) menunjukkan lonjakan drastis, dengan total 171 siswa dilaporkan menjadi korban.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, dalam keterangan resminya menyatakan, “Korban baru yang terdata hari ini sebanyak 135 orang, sehingga total korban menjadi 171 orang.” Peningkatan tajam ini menunjukkan skala permasalahan yang lebih besar dari perkiraan awal.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan di 13 sekolah yang diduga terkait dengan kasus keracunan ini. Tim gabungan dari puskesmas juga diterjunkan, dan koordinasi intensif dilakukan dengan berbagai rumah sakit (RS) untuk pengambilan sampel muntahan dari pasien yang menjalani rawat inap.

“Selanjutnya berkoordinasi dengan Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, melakukan pengambilan sampel air minum isi ulang sebanyak dua liter, mengambil sampel usap tray sebanyak satu buah, sampel usap wadah makanan sebanyak satu buah, dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak dua orang,” jelas Sri Nowo Retno. Dinkes juga terus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk memantau potensi penambahan kasus dan dengan RS untuk menerima laporan kasus baru.

Hingga saat ini, Dinkes Kota Bogor mencatat rincian kondisi korban, di mana 22 orang menjalani rawat inap, 29 orang menjalani rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan. Data ini berasal dari 13 sekolah yang berbeda di Kota Bogor.

Dinkes Kota Bogor saat ini tengah melakukan investigasi epidemiologis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi sumber utama kejadian keracunan massal ini. Koordinasi aktif juga dilakukan dengan pihak sekolah dan instansi terkait dalam upaya penanganan korban, pengambilan sampel untuk pengujian laboratorium, serta memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mencegah kejadian serupa terulang.

“Berdasarkan hal di atas Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan rencana tindak lanjut di antaranya pemantauan kasus keracunan sampai kasus tidak ditemukan kembali, melakukan pengobatan dan rujukan ke RS sesuai indikasi, pemeriksaan sampel muntahan dari rawat inap di rumah sakit dan pengambilan sampel dari dapur MBG,” beber Kepala Dinkes.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa 36 siswa SD dan SMP di Tanah Sareal, Kota Bogor, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG yang diproduksi oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani Tanah Sareal. Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, telah menginstruksikan Dinkes untuk menguji sampel sisa makanan hingga tempat makanan yang digunakan oleh para siswa.

Wali Kota Dedie juga menyatakan keprihatinannya atas insiden ini dan menyebutnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). “Yang pasti kami merasa prihatin dengan kejadian KLB, kejadian luar biasa. Keracunan yang menimpa anak anak siswa di lingkungan Tanahsareal, sumbernya dari SPPG Bina Insani yang tentunya kita harus lihat lebih mendalam,” tegasnya.

Peristiwa keracunan massal ini menjadi sorotan serius dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai keamanan dan kualitas program Makan Bergizi Gratis yang seharusnya memberikan manfaat positif bagi para siswa. Investigasi mendalam diharapkan dapat segera mengungkap penyebab pasti keracunan dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. (Yan Kusuma/Mun)

TRENDING