POLITIK
Survei Indo Riset: Dedi Mulyadi tak Ada Lawan di Pilgub Jabar
AKTUALITAS.ID – Berdasarkan hasil survei Indo Riset pada tanggal 14-17 Agustus 2024, Bacalon Gubernur Jawa Barat dari Partai Gerindra Dedi Mulyadi unggul dari calon lainnya yang akan maju di Pilgub Jabar. Pasalnya, Dedi Mulyadi terus menunjukkan tren positif dengan tingkat elektabilitas 68,8 persen dengan simulasi 11 nama kompetitor.
Bahkan dalam simulasi lima nama, elektabilitas Dedi Mulyadi sangat dominan dengan mendapatkan 76,8 persen, disusul Susi Pudjiastuti 8 persen, Ahmad Syaikhu 5,3 persen, Ilham Akbar Habibie 3 persen dan nama lainnya di bawah 3 persen.
Dengan elektabilatas yang sangat tinggi bisa dipastikan Dedi Mulyadi dapat memenangkan Pilgub Jabar 2024 dengan sekali putaran.
“Sementara calon lain masih berada di bawah 6 persen. Dengan situasi tersebut masih sangat berat bagi kompetitor lain untuk bersaing dengan Dedi Mulyadi,” ujar Peneliti Indo Riset, Riko Arbi dalam keterangannya, Senin (19/8/2024).
Selain itu, temuan Indo Riset menunjukkan Dedi Mulyadi unggul dalam simulasi dengan tiga nama dan simulasi head to head, dengan angka di atas 80 persen. Selain itu dari sisi distribusi suara berdasarkan kabupaten/kota, survei ini juga menemukan dukungan terhadap Dedi Mulyadi juga unggul di semua kabupaten kota di Jawa Barat.
Hasil survei berkesimpulan terjadi peningkatan suara Dedi Mulyadi secara signifikan setelah RK tidak maju di Jawa Barat. Dedi Mulyadi unggul pada semua simulasi elektabilitas. Dalam simulasi 5 nama, Dedi Mulyadi memiliki elektabilitas 76,8 persen.
Sementara dalam simulasi 3 atau 2 nama, tingkat elektabilitas Dedi Mulyadi di atas 80 persen. Melihat data dua kali survei, masih cukup berat bagi kandidat lain untuk menyaingi suara Dedi Mulyadi, karena tingkat elektabilitas yang terpaut jauh.
Metodologi Survei
Populasi dalam survei ini adalah warga Jawa Barat yang telah berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Data populasi yang digunakan adalah Data Pemilih Tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun 2024.
Dalam survei ini sampel dipilih secara acak menggunakan metode multi-stage random sampling yang mempertimbangkan proporsi jumlah pemilih dan sampel pada setiap kabupaten/kota, dan proporsi jenis kelamin laki-laki dan perempuan (50:50).
Jumlah sample dalam survei ini sebesar 600 sample. Mengggunakan 600 sample, margin of error (MoE) survei ini sebesar +/- 4% pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur oleh enumerator yang sudah dilatih. Tabulasi survei menggunakan aplikasi sehingga survei dapat dilakukan secara cepat, dan secara parallel dilakukan call-back dan spot-check oleh koordinator provinsi.
Kendali mutu dalam survei ini dilakukan secara berjenjang, mulai dari proses training enumerator, pelaporan harian menggunakan geotagging, spotcheck lapangan sebesar 10% oleh koordinator, serta call-back oleh tim pusat sebesar 60%. Dalam kendali mutu tidak ditemukan data yang bermasalah.
Unit sampling primer (PSU) dalam survei ini adalah desa/kelurahan. Pada setiap PSU target, dipilih secara acak 5 Rukun Tetangga (RT), dan pada setiap RT target, dipilih secara acak 2 Rumah Tangga (laki-laki dan Perempuan). Pemilihan sampel pada tingkat rumah tangga menggunakan angka acak Kish Grid. Waktu pengumpulan data 14-17 Agustus 2024. *
-
POLITIK23 hours ago
Gerindra: PDIP Berperan dalam Kenaikan PPN 12 Persen, Jangan Bermain Peran Korban
-
POLITIK8 hours ago
Politik Gempar: Empat Menteri Kabinet Merah Putih Bergabung dengan PAN
-
POLITIK11 hours ago
Peringatan Hari Ibu: Srikandi Bawaslu Serukan Kebijakan Inklusif untuk Wujudkan Pemilu Adil Gender
-
POLITIK24 hours ago
Romahurmuziy Nilai Sandiaga Uno Dinilai Bisa Bawa PPP Kembali ke Parlemen
-
POLITIK10 hours ago
Chico Hakim: PDIP Tidak Tolak Kenaikan PPN 12 Persen, Hanya Minta Pemerintah Kajian Ulang
-
Nusantara10 hours ago
Gunung Semeru Meletus Lima Kali dalam Sehari: Tinggi Letusan Capai 1 Kilometer
-
Nusantara9 hours ago
Kesal Tak Diberi Uang untuk Judi, Pria Tikam Istri Hingga Kritis di Sumsel
-
POLITIK5 hours ago
Waketum PKB: Kenaikan PPN 12 Persen Jangan Dijadikan Alat Serang Prabowo