Connect with us

POLITIK

Kebutuhan Anggaran TNI Capai “Minimum Essential Force” Dapat Dukungan Banggar DPR

Aktualitas.id -

Presiden Prabowo Subianto menyaksikan secara langsung rangkaian demonstrasi dan defile pasukan serta alat utama sistem senjata (alutsista) di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Minggu, 5 Oktober 2025. AKTUALITAS.ID/Dede Kurniawan

AKTUALITAS.ID – Tercatat, alokasi anggaran Kementerian Pertahanan dan TNI pada tahun 2025 sebesar Rp139,2 triliun setelah efisiensi, sedangkan pada tahun 2026 yang telah disetujui senilai Rp187,1 triliun.

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menegaskan selalu mendukung kebutuhan anggaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencapai kekuatan pokok minimum atau minimum essential rorce (MEF).

Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah menyampaikan jika dibandingkan dengan kebutuhan anggaran negara-negara maju dengan kekuatan militer canggih, alokasi anggaran pertahanan Indonesia masih rendah.

“Ke depan, kita perkuat kebutuhan anggaran pertahanan, sejalan dengan upaya penyehatan fiskal,” ujar Said dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Kekuatan pokok minimum merupakan standar kekuatan pertahanan minimal yang harus dimiliki Indonesia untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara efektif serta mampu menghadapi ancaman.

Said menuturkan Peringkat Anggaran Pertahanan alias Defend Budget Rank 2025 yang dirilis Global Firepower menempatkan Indonesia berada di urutan 29 atau di bawah Singapura yang ada di urutan 26.

“Tentu ini belum ideal mendukung MEF karena keterbatasan fiskal kita,” ucap Said.

Untuk memenuhi MEF TNI, ia mengatakan dukungan pengembangan organisasi, kemampuan industri militer, dukungan anggaran, dan profesionalitas prajurit sangat diperlukan.

Dari sisi organisasi, kata dia, sejak Presiden Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan, Prabowo telah membentuk enam Komando Daerah Militer baru, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, dan 100 Batalion Teritorial.

Selain itu, Said mengungkapkan terdapat pula pembangunan lima Batalion Infanteri Marinir dan lima batalion Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.

Tak hanya itu, dia menambahkan industri nasional yang menopang kebutuhan alat pertahanan (alutsista) juga berkembang. Indonesia telah memiliki PT PAL yang mampu membuat kapal perang serta PT Pindad yang memproduksi tank, senapan tempur, dan artileri berat lainnya.

Ditambahkan bahwa Indonesia juga memiliki proyek pengembangan pesawat tempur dengan Korea Selatan untuk pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 berkode KAI KF 21 Boramae.

“Intinya, industri pertahanan nasional kita perlukan untuk membangun kemandirian alat pertahanan nasional,” tutur Said.

Di sisi lain, Said mengingatkan profesionalitas prajurit TNI menjadi modal penting dalam membangun kekuatan pertahanan karena TNI harus netral dari politik praktis dan sebaliknya politisi sipil tidak menarik TNI ke arena politik, sehingga TNI hanya berada pada kebijakan politik pertahanan negara.

Profesional TNI juga berarti prajurit TNI mampu memenuhi kecakapan mengemban tugas pertahanan.

Secara individual, disebutkan bahwa prajurit TNI memiliki kemampuan tempur terlatih, disiplin, loyal, dan setia pada janji Sapta Marga.

“TNI dibangun dengan sistem merit yang ketat, prestasi menjadi acuan kenaikan pangkat. Bravo, Dirgahayu Ke-80 TNI. Jadilah patriot bangsa gagah berani,” katanya.

(Purnomo/goeh)

TRENDING