Connect with us

RAGAM

Penelitian Ungkap: Permen Karet Juga Mengandung Mikroplastik

Aktualitas.id -

Ilustrasi - permen karet

AKTUALITAS.ID – Permen karet, camilan ringan yang sering jadi andalan untuk menyegarkan napas, kini masuk dalam daftar produk yang berpotensi melepaskan mikroplastik ke dalam tubuh manusia.

Siaran Health yang dirilis pada 31 Maret 2025 mengungkapkan hasil studi terbaru yang dipresentasikan dalam pertemuan musim semi American Chemical Society (ACS). Dalam penelitian itu ditemukan bahwa mengunyah permen karet—baik yang berbahan alami maupun sintetis—dapat melepaskan ratusan partikel mikroplastik ke dalam air liur.

Ratusan Mikroplastik dalam Sekeping Permen Karet

Tim peneliti dari University of California, Los Angeles, yang dipimpin oleh Sanjay Mohanty, PhD, menemukan bahwa satu gram permen karet bisa melepaskan hingga 637 partikel mikroplastik. Mengingat satu potong permen karet memiliki berat sekitar dua hingga enam gram, potensi paparan mikroplastik pun meningkat drastis jika dikonsumsi rutin.

Jika seseorang mengunyah 160–180 potong permen karet setiap tahunnya, maka diperkirakan ia bisa menelan sekitar 30.000 mikroplastik hanya dari permen karet saja.

Lebih lanjut, 94 persen mikroplastik dilepaskan dalam delapan menit pertama mengunyah. Setelah itu, jumlah mikroplastik yang dilepaskan cenderung menurun dan mencapai titik jenuh setelah 20 menit.

Plastik dalam Permen Karet: Bukan Kontaminan, Tapi Bahan Utama

Berbeda dari produk makanan lain yang tercemar mikroplastik dari kemasan, permen karet justru memiliki plastik sebagai bahan utama. “Pada permen karet, makanannya adalah plastiknya,” ujar Mohanty.

Permen karet sintetis mengandung polimer seperti PET, polistirena, dan zat petrokimia lainnya seperti polivinil asetat. Sementara permen karet alami pun tidak bebas dari polimer, di mana ditemukan kandungan poliolefin—jenis plastik yang sering digunakan dalam kemasan makanan—hingga 50 persen dari total partikel yang teridentifikasi.

Dampak Kesehatan yang Mengintai

Mikroplastik adalah potongan kecil polimer yang tidak dapat terurai dan bisa masuk ke aliran darah, organ tubuh, bahkan otak. Dr. Lisa Patel, profesor klinis pediatri di Stanford Medicine, menjelaskan bahwa paparan mikroplastik berpotensi memicu peradangan, kerusakan DNA, stres oksidatif, gangguan metabolisme, hingga penurunan kesuburan.

Mikroplastik yang terakumulasi di usus juga bisa meningkatkan risiko penyakit radang usus, sementara keberadaannya dalam darah telah dikaitkan dengan penyakit jantung.

Meski paparan dari permen karet relatif kecil dibandingkan produk lain seperti kantong teh atau air kemasan, para ahli menyarankan untuk tetap membatasi konsumsi permen karet dan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

“Setiap langkah kecil untuk mengurangi paparan plastik adalah langkah besar untuk kesehatan jangka panjang,” tutur Dr. Patel. (YAN KUSUMA/DIN) 

Continue Reading

TRENDING