Connect with us

RAGAM

Diterpa Isu Pelanggaran HAM, Ini Perjalanan Sirkus OCI Taman Safari

Aktualitas.id -

ALT="ATRAKSI SIRKUS OCI TAMAN SAFARI"
Ilustrasi Sirkus

AKTUALITAS.ID – Nama besar Oriental Circus Indonesia (OCI), salah satu ikon hiburan sirkus di tanah air, kembali mencuat ke publik. Namun kali ini bukan karena prestasi panggung, melainkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang menyeret citra pertunjukan legendaris itu ke dalam sorotan tajam.

Didirikan pada 1967 oleh keluarga Tan Nio, OCI pernah menjadi primadona hiburan keliling di Indonesia. Pertunjukan akrobatik, aksi badut, hingga atraksi hewan eksotis menjadikan OCI sebagai sirkus profesional pertama di Indonesia yang tampil dari kota ke kota, menarik penonton lintas generasi.

Pada era 1990-an hingga awal 2000-an, OCI menjalin kerja sama strategis dengan Taman Safari Indonesia (TSI). Kolaborasi ini membawa OCI tampil di panggung yang lebih modern, dengan dukungan fasilitas dan teknologi dari TSI. Namun, kerja sama tersebut kini menjadi sorotan setelah sejumlah kesaksian korban mengungkap praktik kelam di balik pertunjukan megah OCI.

Baca Juga: RUU TNI Tuai Sorotan, Komnas HAM Minta DPR dan Pemerintah Tunda Pengesahan!

Sejak 2023, publik mulai dikejutkan dengan munculnya pengakuan dari mantan kru dan pemain sirkus OCI. Mereka menyatakan telah menjadi korban eksploitasi kerja, kekerasan fisik, dan tekanan psikologis selama bertahun-tahun. Puncaknya terjadi awal 2025, ketika investigasi media mengungkap adanya anak-anak yang dipaksa tampil secara terus-menerus tanpa akses pendidikan dan kebebasan hidup yang layak.

“Kami dipaksa tampil berulang kali tanpa istirahat cukup, hidup dalam pengawasan ketat, dan tidak pernah diberi kesempatan mengenyam pendidikan formal,” ungkap salah satu mantan pemain OCI yang kini didampingi lembaga bantuan hukum.

Menyusul temuan tersebut, nama Taman Safari Indonesia ikut disorot karena pernah menjalin kerja sama intensif dengan OCI. Namun, dalam pernyataan resminya, pihak TSI menyatakan bahwa hubungan kerja sama itu telah lama berakhir dan tidak memiliki keterlibatan terhadap permasalahan internal OCI saat ini.

“Taman Safari Indonesia sudah tidak memiliki hubungan kerja sama dengan Oriental Circus Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Kami menegaskan komitmen penuh terhadap perlindungan hak anak dan pekerja di seluruh aktivitas kami,” tegas perwakilan resmi TSI.

Hingga kini, beberapa mantan pemain OCI telah menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan atas dugaan eksploitasi yang mereka alami sejak usia dini. Kasus ini pun mendapat dukungan dari organisasi perlindungan anak dan lembaga bantuan hukum, yang mendorong proses penyelidikan tuntas agar kejadian serupa tidak kembali terjadi dalam dunia pertunjukan Indonesia.

Pihak berwenang diminta segera turun tangan menyelidiki dugaan pelanggaran HAM dalam dunia hiburan yang selama ini kurang mendapat sorotan. Di sisi lain, publik pun mulai menaruh perhatian lebih besar terhadap kondisi kerja di balik layar industri hiburan anak dan remaja. (Ari Wibowo)

TRENDING