Berita
Trump Sebut Israel Biasa Kuasai Kongres AS
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dalam wawancara bahwa Israel biasa menguasai Kongres di AS. Namun, Trump mengklaim sejak eranya terdapat perubahan signifikan di Kongres berupa pergeseran kekuasaan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di bawah pengaruh Israel, kini menjadi politisi anti-Israel. “Ya, Anda tahu perubahan terbesar yang pernah saya lihat dalam Kongres adalah Kongres yang dimiliki […]
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan dalam wawancara bahwa Israel biasa menguasai Kongres di AS.
Namun, Trump mengklaim sejak eranya terdapat perubahan signifikan di Kongres berupa pergeseran kekuasaan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di bawah pengaruh Israel, kini menjadi politisi anti-Israel.
“Ya, Anda tahu perubahan terbesar yang pernah saya lihat dalam Kongres adalah Kongres yang dimiliki Israel, Anda tahu 10 tahun lalu, 15 tahun lalu, dan itu begitu kuat, itu sungguh kuat, dan hari ini hampir yang terjadi sebaliknya,” kata Trump di acara 570 KVI Friday, yang dikutip Jerusalem Post, Selasa (2/11).
Pernyataan itu merujuk pada Partai Republik yang dituding membenci Israel.
“Anda punya antara AOC (Alexandria Ocasio Cortez) dan (Ilham) Omar, dan orang-orang yang benci Israel,” tuduh Trump.
Ia lalu melanjutkan, “Mereka begitu membencinya, mereka mengendalikan Kongres dan Israel bukan lagi kekuatan di Kongres. Itu maksud saya, sungguh menakjubkan.”
Trump mengaku belum pernah melihat perubahan sebesar itu.
“Israel memiliki kekuatan seperti itu, dan memang seharusnya, atas kongres. Dan sekarang tidak. Ini luar biasa, sebenarnya,” imbuh Trump.
Dalam wawancara itu, pembawa acara Ari Hoffman mengangguk dan menyepakati adanya perubahan signifikan itu.
“Ini benar-benar apa yang kita lihat di Partai Demokrat,” katanya.
Pernyataan Trump, tampaknya menggemakan teori konspirasi anti semit atau lobi Israel mempromosikan kepentingan Tel Aviv yang sering digunakan untuk mengendalikan politik AS.
Saat Trump menjabat, warga Israel di AS terpolarisasi. Meskipun, banyak pula di antara mereka yang menentangnya, tetap ada orang Yahudi yang dianggap religius dan ortodoks mendukung kampanye dirinya.
Sementara pemerintahan Trump saat itu, banyak yang mendukung Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Trump juga disebut menolak menentang supremasi kulit putih dan sayap kanan lain.
Netanyahu berasal dari Partai Likud, yang berhaluan kanan.
Pemerintahan Trump juga memainkan peran kunci dalam mengatur Kesepakatan Abraham, serangkaian perjanjian diplomatik yang mengampanyekan normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Menantu Trump, Jared Kushner, juga memainkan peran kunci dalam strategi diplomasi Timur Tengah di pemerintahan mertuanya itu.
Baik Kushner dan istrinya, Ivanka Trump, adalah orang Yahudi. Ivanka disebut telah berpindah agama.
-
RIAU23/11/2025 19:00 WIBGrup 3 Kopassus Terima Hibah Lahan 245,5 Hektare untuk Pembangunan Markas di Dumai
-
OLAHRAGA23/11/2025 17:00 WIBMonchengladbach Pesta Gol di Markas Heidenheim, Kevin Diks Ikut Unjuk Ketajaman
-
EKBIS23/11/2025 18:02 WIBZulhas: Program Makan Bergizi Gratis Butuh 82,9 Juta Porsi Protein per Hari
-
POLITIK23/11/2025 15:30 WIBSejarah Partai Nahdlatul Ulama dari Organisasi ke Arena Politik Nasional
-
JABODETABEK23/11/2025 20:00 WIBLima RT di Kepulauan Seribu Terendam Banjir Rob
-
RIAU23/11/2025 16:00 WIBSempat Mangkir, Akhirnya Bidan Desa Tersangka Malapraktik Sunat Ditahan
-
JABODETABEK24/11/2025 05:30 WIBBMKG: Cuaca Jakarta pada 24 November 2025 Cenderung Berawan
-
RAGAM23/11/2025 15:00 WIB7 Khasiat Rebusan Daun Seledri untuk Turunkan Kolesterol dan Mengecilkan Perut

















