Berita
Konflik Kapal Perang, Turki Desak Prancis Minta Maaf
Turki mendesak Prancis meminta maaf karena menuduh kapal perang mereka melakukan tindakan agresif di laut di Mediterania. Kapal perang Turki dituding bertindak agresif terhadap kapal Angkatan Laut Prancis yang menjalankan misi NATO di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu membantah klaim Prancis itu dan menganggapnya sebagai tuduhan tidak berdasar. Dia bersikeras bahwa angkatan […]

Turki mendesak Prancis meminta maaf karena menuduh kapal perang mereka melakukan tindakan agresif di laut di Mediterania.
Kapal perang Turki dituding bertindak agresif terhadap kapal Angkatan Laut Prancis yang menjalankan misi NATO di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu membantah klaim Prancis itu dan menganggapnya sebagai tuduhan tidak berdasar.
Dia bersikeras bahwa angkatan laut Turki hanya mengamati kapal perang Prancis. Pihaknya justru menuduh kapal Prancis melakukan manuver kecepatan tinggi dan berbahaya.
“Ketika Prancis membuat klaim palsu dan melawan Turki, itu tidak boleh diterima,” kata Mevlut Cavusoglu kepada wartawan di Berlin, Kamis (2/7). “Kami mengharapkan Prancis meminta maaf tanpa syarat,” kata dia seperti dikutip dari AFP.
NATO telah menyelidiki insiden tersebut. Kepada NATO Prancis mengatakan kapal mereka disorot oleh radar fregat Turki saat berusaha memeriksa kapal kargo yang diduga membawa senjata ke Libya. Prancis menganggap hal itu sebagai pelecehan.
Buntut peristiwa itu Prancis menangguhkan keikutsertaannya dalam misi NATO yang dikenal sebagai Operation Sea Guardian untuk sementara waktu.
Pertengkaran itu merupakan gejolak terbaru antara kedua anggota NATO tersebut. Mereka juga bersitegang atas peran masing-masing dalam konflik di Libya.
Turki mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB, berbasis di Tripoli melawan pasukan pemberontak pimpinan Khalifa Haftar.
Sementara Prancis diduga oleh para analis mendukung Haftar bersama Mesir, Rusia dan Uni Emirat Arab, tetapi mereka menegaskan berada di posisi netral.
Beberapa waktu lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut keterlibatan Turki di Libya sebagai aksi kriminal. Paris menuduh Ankara melanggar embargo PBB dengan mengirim senjata ke Libya.
Macron juga pernah menuduh pasukan Turki bersekongkol dengan militan ISIS saat melakukan operasi militer di utara Suriah.
Turki menuduh balik Prancis berkontribusi terhadap konflik Libya, dan berusaha meningkatkan kehadiran Rusia di sana.
-
DUNIA17/06/2025 10:15 WIB
Trump Tantang Iran: Mereka Tak Akan Menang Lawan Israel, Lebih Baik Segera Berdamai
-
FOTO17/06/2025 17:20 WIB
FOTO: Penampakan Uang Sitaan Rp2 Triliun dari Kasus CPO Wilmar Group
-
NASIONAL17/06/2025 04:30 WIB
BP Taskin dan BGN Bersatu Bangun 1.000 “Dapur Sehat” di Pelosok Negeri
-
RAGAM17/06/2025 13:30 WIB
Makanan Pedas Bantu Kendalikan Porsi Makan
-
DUNIA17/06/2025 12:15 WIB
Dunia di Ujung Tanduk: Pakistan Ancam Balas Israel dengan Nuklir Jika Iran Diserang
-
NASIONAL17/06/2025 14:00 WIB
Bahas Soal Empat Pulau, Kemendagri Undang Gubernur Sumut dan Gubernur Aceh
-
EKBIS17/06/2025 10:45 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.300/USD, Waspadai Gejolak Geopolitik & Kebijakan Bank Sentral
-
EKBIS17/06/2025 08:30 WIB
BBM Non-Subsidi Turun Lagi, Pertamax & Dex Lebih Murah Mulai Hari Ini