Korsel Kembangkan Roket Satelit Mata-mata


Ilustrasi Peluncuran Ofek-16 (Times of Israel)

Korea Selatan mengumumkan dapat mengembangkan teknologi roket luar angkasa berbahan bakar padat yang dapat meningkatkan kemampuan pengintaian di Semenanjung Korea, Rabu (29/7).

Kantor berita Korsel, Yonhap News Agency, melaporkan pengembangan roket tersebut memungkinkan Korsel menerbangkan satelit mata-mata militer dengan orbit rendah pada ketinggian 500-2.000 kilometer.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Korsel, Kim Hyun-chong, mengatakan bahwa perusahaan, lembaga penelitian, dan beberapa entitas lain di negaranya secara teknis mampu mengembangkan, memproduksi, dan memiliki roket ruang angkasa “tanpa batasan”.

Pengembangan tersebut dilakukan setelah AS mencabut aturan pembatasan penggunaan bahan bakar padat pada roket yang selama ini disepakati antara Washington-Seoul.

Kedua negara merevisi pedoman pengembangan rudal yang diteken pada 1979. Pada 2017, kedua negara mengubah pedoman tersebut terkait batas muatan pengembangan rudal balistik yang semula maksimal seberat 500 kilogram dengan jangkauan 800 kilometer.

“Ini akan membantu memajukan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian militer Korsel,” kata Kim seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency.

Kim menuturkan kesepakatan baru antara AS dan Korsel ini membantu keduanya memaksimalkan “pengawasan di Semenanjung Korea sepanjang waktu” sebagai “mata yang tidak berkedip”.

Pengembangan roket ini dikhawatirkan memicu reaksi dari Korea Utara yang kini masih bersitegang dengan Korsel dan juga AS.

Meski begitu, sampai saat ini Korut belum menanggapi perihal pengembangan roket ruang angkasa Korsel tersebut.

Namun, selama ini, Korut dikenal terus mewaspadai kerja sama militer antara AS-Korsel yang telah berjalan sejak Perang Korea berlangsung.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>