Berita
Bawa Senjata, Pendukung Trump Bentrok dengan Aktivis Anti Rasisme
Ratusan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump terlibat bentrokan dengan para aktivis anti rasisme di Portland, Oregon. AFP melaporkan sejumlah pendukung Trump membawa senjata. Massa Trump merupakan kelompok militan bersenjata dari kelompok ekstremis sayap kanan. Sebelum memasuki Portland, sejumlah pendukung bergerak menuju gedung DPR di Salem terlebih dahulu. Saat sedang berkumpul, rombongan pendukung Trump bertemu […]
Ratusan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump terlibat bentrokan dengan para aktivis anti rasisme di Portland, Oregon.
AFP melaporkan sejumlah pendukung Trump membawa senjata. Massa Trump merupakan kelompok militan bersenjata dari kelompok ekstremis sayap kanan.
Sebelum memasuki Portland, sejumlah pendukung bergerak menuju gedung DPR di Salem terlebih dahulu.
Saat sedang berkumpul, rombongan pendukung Trump bertemu puluhan aktivis anti-rasisme. Bentrokan pun tak terhindarkan. Tak lama kemudian belasan polisi datang untuk mengendalikan situasi.
Polisi menahan dua orang pendukung Trump karena diduga memukul demonstran.
Adapun ketegangan di daerah Portland meningkat pada 29 Agustus ketika Aaron Danielson (39), seorang pendukung kelompok sayap kanan Patriot Prayer, ditembak mati.
Peristiwa tersebut terjadi sesudah Danielson berpartisipasi dalam iring-iringan mobil pro-Trump dan meninggalkan pawai untuk pergi ke Portland bersama peserta lainnya.
Danielson diketahui ditembak oleh seorang pria berusia 48 tahun bernama Michael Reinoehl, yang mengaku sebagai “anti-fasis” di media sosial.
Michael kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Dia ditembak mati lima hari kemudian oleh polisi yang mencarinya karena diduga berusaha melarikan diri dari kejaran aparat.
Pada hari Senin (7/9) saat hari libur Hari Buruh di AS, penyelenggara pawai menekankan rute iring-iringan mobil mereka tidak akan mendekati Portland untuk alasan keamanan.
Mereka melakukan iring-iringan dengan 300 mobil yang sebagian besar truk pikap besar. Ratusan bendera Amerika dikibarkan di atas iring-iringan mobil, juga spanduk yang menyerukan pemilihan kembali Trump pada 3 November.
Ada juga gambar Trump dijadikan sebagai Rambo dengan senapan mesin di tangan yang kadang-kadang muncul di spanduk.
Sebagai informasi, Trump pernah menyebut Oregon dikepung para preman. Di akun twitter pribadinya, dia bahkan pernah menyindir Wali Kota Portland, Ted Wheller.
“Portland tidak akan pernah pulih dengan kebodohan wali kotanya. Dia (Wheeler) ingin menyalahkan saya dan Pemerintah Federal karena terlibat, tapi dia belum melihat apapun. Kami hanya berada di sana dengan sekelompok kecil (orang) untuk membela Gedung Pengadilan AS, karena dia tidak bisa melakukannya,” cuit Trump.
-
Multimedia13 hours ago
FOTO: Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu
-
POLITIK16 hours ago
Bawaslu Gelar Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu untuk Refleksi Kinerja dan Strategi Kedepan
-
POLITIK9 hours ago
Ketua Komisi II Menentang Pembentukan KPU-Bawaslu Ad Hoc
-
Ragam20 hours ago
Bantah Gelapkan Harta Warisan, Ratna Sarumpaet: Aku Enggak Dendam
-
OtoTek18 hours ago
WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Meriahkan Libur Akhir Tahun
-
Ragam17 hours ago
Aura Kasih Debut Jadi Eksekutif Produser, Film “Anak Kunti” Siap Menggebrak Asia
-
Nasional11 hours ago
Yenny Wahid Kritik Rencana Kenaikan PPN 12 Persen di Haul ke-15 Gus Dur
-
Olahraga22 hours ago
Dicoret dari Pelatnas, Christian Adinata: Perjuangan Tanpa Akhir di Dunia Bulu Tangkis