Berita
Jika Vaksin Corona Tak Merata, Ekonomi Dunia Diramal Hanya Mencapai 2 Persen
AKTUALITAS.ID – Riset Rand Corporation, lembaga nirlaba kebijakan publik global memperkirakan perekonomian dunia pada tahun ini hanya akan mencapai kisaran 2 persen atau setengah dari proyeksi Bank Dunia sebesar 4 persen, jika distribusi vaksin virus corona (SARS-CoV-2) tidak merata ke seluruh negara. Melansir Strait Times, distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata atau terlambat akan mengakibatkan […]
AKTUALITAS.ID – Riset Rand Corporation, lembaga nirlaba kebijakan publik global memperkirakan perekonomian dunia pada tahun ini hanya akan mencapai kisaran 2 persen atau setengah dari proyeksi Bank Dunia sebesar 4 persen, jika distribusi vaksin virus corona (SARS-CoV-2) tidak merata ke seluruh negara.
Melansir Strait Times, distribusi vaksin Covid-19 yang tidak merata atau terlambat akan mengakibatkan pemulihan ekonomi global berjalan lebih lambat. Khususnya di negara-negara miskin, dibandingkan para negara ‘tajir’.
Kondisi tersebut, menurut Rand Corporation, akan memberikan tekanan kepada negara kaya untuk membagi ketersediaan vaksin Covid-19 mereka ke negara-negara lain. Akan tetapi, langkah ini dipandang sulit dilakukan.
Sementara studi Kamar Dagang Internasional memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia akan susut sekitar US$9,2 triliun atau setara Rp128.800 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) pada tahun ini bila distribusi vaksin tak merata.
Sebelumnya, riset Bloomberg memperkirakan rata-rata vaksinasi Covid-19 di dunia membutuhkan waktu tujuh tahun untuk memvaksinasi 75 persen populasi dunia. Proyeksi ini berdasarkan perhitungan jumlah vaksinasi mencapai 4,54 juta dosis di seluruh penjuru pada saat ini.
Sementara jumlah kasus Covid-19 sudah tembus 104,86 juta dengan kematian mencapai 2,28 juta orang.
Menurut riset tersebut, vaksinasi corona akan lebih cepat berlangsung di negara-negara maju, misalnya di kawasan barat mengingat jumlah anggaran yang besar tapi populasi lebih sedikit.
Hal ini berbeda dengan negara-negara timur yang anggarannya cenderung lebih terbatas dan memiliki populasi besar, misalnya China dan India. Proyeksi riset tersebut mencatat, Inggris mungkin perlu waktu enam bulan untuk menuntaskan vaksinasi kepada 75 persen populasinya.
Sementara Amerika Serikat butuh waktu 11 bulan dan Perancis 3,8 tahun. Sedangkan Brasil butuh waktu 3,9 tahun dan China 5,5 tahun.
Proyeksi negara tercepat yang bisa menuntaskan vaksinasinya adalah Israel dan Uni Emirat Arab (UEA), yakni sekitar dua bulan saja. Sedangkan Indonesia diramal butuh waktu lebih dari 10 tahun.
Hal ini karena jumlah vaksin saat ini baru mencapai 60.433 dosis. Sementara jumlah kasus infeksi sudah mencapai 1,13 juta dengan jumlah korban meninggal 31,2 ribu orang. Proyeksi masa vaksinasi bagi Indonesia ini sama dengan India dan Rusia.
-
Multimedia18 jam lalu
FOTO: Pembangunan Tanggul Pantai Jakarta
-
Multimedia8 jam lalu
FOTO: Menko PMK Muhadjir Effendy Luncurkan 6 Buku untuk Negeri
-
Ragam21 jam lalu
Dua Saksi Nikita Mirzani Minta Perlindungan ke LPSK
-
POLITIK18 jam lalu
NasDem Tegaskan Tetap Mendukung Penuh kepada Pemerintahan Prabowo
-
POLITIK14 jam lalu
KPU Gandeng Disdukcapil untuk Pastikan DPT Akurat di Pilkada 2024
-
Nasional17 jam lalu
Waka MPR Pastikan Tamu Kenegaraan dari ASEAN Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
-
Ragam23 jam lalu
ASI Eksklusif 2 Tahun Bisa Kurangi Risiko Kanker Payudara, Ini Penjelasannya
-
Nusantara10 jam lalu
Satgas Damai Cartenz Tangkap Pimpinan KKB Paniai Jemmy Magai Yogi