Berita
Usai Bentrokan, Junta Myanmar Bebaskan 7 Pedemo Anti-Kudeta
Junta militer Myanmar membebaskan tujuh pengunjuk rasa anti-kudeta yang ditangkap di Mindat, Negara Bagian Chin, pada Selasa (27/4) malam. Para pengunjuk rasa itu ditangkap pada Sabtu (24/4) pekan lalu. Penangkapan itu memicu bentrokan antara demonstrasn dan pasukan Myanmar di Mindat. Akibat insiden itu, 20 tentara Myanmar tewas. “Para tahanan dibebaskan sekitar pukul 22.00 kemarin. Ada […]
Junta militer Myanmar membebaskan tujuh pengunjuk rasa anti-kudeta yang ditangkap di Mindat, Negara Bagian Chin, pada Selasa (27/4) malam.
Para pengunjuk rasa itu ditangkap pada Sabtu (24/4) pekan lalu. Penangkapan itu memicu bentrokan antara demonstrasn dan pasukan Myanmar di Mindat.
Akibat insiden itu, 20 tentara Myanmar tewas.
“Para tahanan dibebaskan sekitar pukul 22.00 kemarin. Ada lebih banyak penembakan tadi malam di pinggiran kota. Tidak ada bentrokan yang terjadi pagi ini, ” kata seorang anggota pasukan pertahanan sipil Mindat, seperti dilansir The Irrawaddy, Rabu (28/4).
Menurut penduduk, pasukan junta yang ditempatkan di gerbang tol di pintu masuk kota telah ditarik.
“Meskipun mereka telah membebaskan para tahanan, kami tidak dapat mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Penembakan hanya berhenti beberapa jam”, ujar salah satu penduduk.
“Kami tidak dapat mengatakan mereka tidak akan menyerang lagi,” imbuhnya.
Menurut catatan Lembaga Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP), sebanyak755 orang tewas dalam bentrokan dengan aparat keamanan, dan 3.448 orang ditangkap lantaran menentang junta.
Sementara itu, junta Myanmar menuduh kelompok AAPP menggelembungkan jumlah korban tewas.
Padahal mulai dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), media massa, dan pemerintah internasional mengandalkan data dari AAPP.
Pendiri dan sekretaris AAPP, U Bo Kyi, menyatakan tindakan junta hanya langkah politik karena pemerintah internasional, media, dan PBB merujuk data mereka.
Rezim militer telah mengklaim bahwa AAPP merupakan asosiasi yang melanggar hukum. Junta telah menerbitkan daftar kematian melalui halaman webnya tanpa merujuk data yang dapat dipercaya.
Mengutip The Irrawaddy, junta militer baru-baru ini mengatakan melalui televisi dan surat kabar militer bahwa hanya 258 orang terbunuh sejak kudeta 1 Februari. Jumlah itu jauh berbeda dari versi AAPP.
-
RIAU12/12/2025 19:00 WIBPolsek Kandis Bongkar Peredaran Narkoba Besar, Pelaku Bawa 74 Paket Sabu dan 501 Ekstasi
-
NASIONAL13/12/2025 06:00 WIBPurbaya: Tidak Akan Kirim Barang Ilegal untuk Korban Bencana
-
NASIONAL13/12/2025 07:00 WIBPAN Desak Revisi UU Migas untuk Mempercepat Investasi di Sektor Miga
-
OASE13/12/2025 05:00 WIBSurat Al-Mujadalah Ayat 11 Ayat 11: Pentingnya Menuntut Ilmu bagi Umat Muslim
-
JABODETABEK13/12/2025 05:30 WIBMau Malam Mingguan? Cek Dulu Cuaca Jabodetabek Sabtu 13 Desember
-
RAGAM13/12/2025 13:30 WIBData Terbaru BLS: Ini Daftar 10 Pekerjaan dengan Lowongan Terbanyak untuk Lulusan S1
-
OTOTEK13/12/2025 11:30 WIBElon Musk dan X Dihadapkan pada Petisi Pengembalian Merek Twitter
-
NASIONAL13/12/2025 11:00 WIBDPR Minta Pemda Waspadai Bibit Siklon Tropis 93S

















