China Desak Filipina Terapkan Etika Dasar Dalam Berdiplomasi


Foto: Istimewa

China mendesak Filipina untuk menerapkan “etiket dasar” dalam berdiplomasi setelah Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin melontarkan sumpah serapah saat meminta Beijing menarik kapal dari Laut China Selatan.

Melalui pernyataan pada Selasa (4/5), Kementerian Luar Negeri Filipina menyatakan bahwa “diplomasi mikrofon” tak akan menyelesaikan masalah.

“Fakta-fakta terus memperlihatkan bahwa diplomasi mikrofon tak bisa mengubah fakta, hanya merusak kepercayaan bersama,” demikian pernyataan Kemlu China yang dikutip Reuters.

Pernyataan itu berlanjut, “Kami berharap orang-orang terkait di Filipina memahami etika dasar dan posisi mereka ketika melontarkan pernyataan.”

Kemlu China pun kembali menegaskan pernyataan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bahwa perbedaan di antara kedua negara jangan sampai merusak kerja sama kedua negara.

“China selalu dan akan terus bekerja sama dengan Filipina untuk menyelesaikan perbedaan dan meningkatkan kerja sama melalui konsultasi bersahabat,” demikian kutipan pernyataan Kemlu China.

Locsin menarik perhatian setelah melontarkan sumpah serapah melalui Twitter saat meminta China menarik ratusan kapalnya dari Laut China Selatan.

“China, temanku, bagaimana saya bisa mengatakannya dengan sopan, ya? Coba saya pikir, oh iya, KELUAR,” kata Locsin melalui kicauan di akun Twitter pribadinya pada Minggu (3/5).

Tak lama setelah kabar mengenai kicauan Locsin itu tersebar, Duterte pun menegaskan bahwa China masih merupakan rekan penting bagi Filipina.

“Hanya karena kami punya konflik dengan China, bukan berarti kami harus kasar dan tak menghormati,” tutur Duterte.

Juru bicara Duterte, Harry Roque, mengatakan bahwa sang presiden juga sudah menegur Locsin dalam pertemuan dengan para menteri di kabinetnya pada Selasa (4/5).

“Pesan presiden adalah, dalam diplomasi, tak ada ruang untuk berkata kasar. Presiden mengatakan kepada anggota kabinetnya bahwa hanya dia yang boleh melontarkan sumpah serapah,” ujar Roque sebagaimana dikutip The Straits Times.

Menurut Roque, saat itu Locsin langsung meminta maaf atas tindakannya. Ia juga mengaku sudah meminta maaf langsung kepada pihak China.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa ia sudah meminta maaf secara personal ke duta besar China, dan semua perkataannya hanya karena segala hal yang membuatnya marah,” tutur Roque.

Saling balas pernyataan ini terjadi di tengah peningkatan ketegangan antara kedua negara setelah ratusan kapal China dilaporkan berada di daerah sengketa di LCS.

Filipina pun mengerahkan kapal-kapalnya untuk latihan di sekitar perairan itu demi mempertahankan kedaulatan mereka.

Kisruh mengenai kapal di LCS ini meningkatkan ketegangan dalam relasi Filipina dan China yang sebenarnya sempat membaik di masa awal pemerintahan Duterte.

China dan Filipina memang terlibat sengketa wilayah di LCS. Pada 2016 lalu, Filipina pun menggugat China atas klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA).

Meski Filipina memenangkan gugatannya, China tetap berkeras mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi jalur perdagangan utama itu.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>