Demokrat Tak Masalah Loyalis Anas Dirikan Partai


Sekjen DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan (tengah) memberikan keterangan jelang Kongres V Partai Demokrat di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Dalam keterangannya Hinca menjelaskan Kongres V Partai Demokrat dipersingkat menjadi satu hari pada Minggu (15/3/2020), awalnya kongres direncanakan pada 15-16 Maret. AKTUALITAS.ID/Munzir

AKTUALITAS.ID – Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan Demokrat menanggapi pendirian Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang diinisiasi loyalis Anas Urbaningrum. Hinca mengaku tidak masalah para loyalis Anas mendirikan partai.

“Saya kira dari namanya saja juga jauh ya, dan kalau disebutkan istilah-istilah apakah loyalis atau istilah apapun, saya kira setiap warga negara bebas memilih partai mana yang dia akan digunakan sebagai cara-cara dia mengekspresikan sikap politiknya,” ujarnya di DPR RI, Senin (1/11/2021).

Demokrat juga tidak takut PKN akan menggembosi elektoral partai. Sebabnya kata Hinca, Demokrat sudah berdiri 20 tahun lamanya.

“Tidak, karena demokrat sendiri kan sekarang sudah 20 tahun, kami sudah, paling tidak kalau dilihat anak laki, ini sudah berumur 20 tahun, gagah anak muda. Kalau perempuan dia cantik, itu makanya selalu kita sebut muda adalah kekuatan. Karena umurnya baru 20 tahun,” ujar Hinca.

Anggota Komisi III DPR RI ini pun mengapresiasi langkah Gede Pasek dan inisiator PKN yang mendirikan partai. Hinca bilang, jalur mendirikan partai politik adalah jalur yang benar untuk sama-sama membangun negara.

“Yang ingin mengekspresikan dirinya ikut serta membangun negara kita bersama-sama, lewat jalur partai politik, itulah yang benar, dan untuk kita dukung, kita respon, kita ucapkan selamat datang karena kompetisi ini perlu agar baik kualitas demokrasi kita. Siapapun dia ndak ada soal,” ujar Hinca.

Diberitakan, Gede Pasek Suardika (GPS) menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) setelah keluar dari Partai Hanura. Salah satu inisiator PKN, Sri Mulyono, membenarkan informasi ini.

“Sebenarnya begitu mendengar seringnya ide dan gagasan politiknya dihambat sehingga tidak bisa maksimal, kami sudah meminta GPS untuk keluar saja dan merintis dari nol dan lebih sehat,” kata Sri Mulyono dalam keterangan pers, Sabtu (30/10).

Sri Mulyono menjelaskan kegundahan Gede yang enggan meninggalkan Hanura sebab memiliki jalinan erat dengan banyak kader daerah. Walaupun begitu, Sri Mulyono pun merayu Gede, sebab pemikirannya yang mumpuni di bidang politik harus diberikan ruang berkreativitas.

Dengan pertimbangan kalkulasi waktu dan kesiapan untuk penataan partai, kata Sri Mulyono, GPS bersedia. “Begitu bersedia, GPS meminta ide gagasan politik kebangsaan yang diimpikan bisa dijadikan tulang punggung perjuangan, maka lahirlah Partai Kebangkitan Nusantara,” bebernya.

Dengan gerak cepat, para aktivis dan mantan anggota DPR berkumpul menyiapkan prosesnya. Kini, partai yang dibangun dengan mengusung gotong-royong dan berdikari itu langsung menyelesaikan struktur pusat dan mulai menyiapkan embrio di daerah. Bahkan sekretariat partai juga memilih home base di kawasan Menteng Jakarta.

“Saya yang gembira bisa bersama GPS bangun partai. Banyak teman eks Demokrat, Hanura serta para aktivis PPI dan alumni Cipayung plus yang sudah tahu kapasitasnya langsung meminta bergabung. Apalagi integritas politiknya tidak bisa diragukan lagi,” kata mantan anggota DPR RI, Mirwan Amir.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>