Connect with us

Berita

Copot Ratu Inggris dari Kepala Negara, Barbados Jadi Republik

Setelah berabad-abad, Barbados akhirnya melepas statusnya sebagai persemakmuran Inggris dan menjadi negara republik pada Senin (29/11). Mereka pun mencopot Ratu Elizabeth dari posisi kepala negara. Status baru Barbados akan diresmikan dalam upacara di Bridgeton pada Senin tengah malam yang juga dihadiri oleh Pangeran Charles. Dalam upacara itu, bendera Kerajaan Inggris diturunkan sebagai tanda negara itu […]

Published

pada

Setelah berabad-abad, Barbados akhirnya melepas statusnya sebagai persemakmuran Inggris dan menjadi negara republik pada Senin (29/11). Mereka pun mencopot Ratu Elizabeth dari posisi kepala negara.

Status baru Barbados akan diresmikan dalam upacara di Bridgeton pada Senin tengah malam yang juga dihadiri oleh Pangeran Charles. Dalam upacara itu, bendera Kerajaan Inggris diturunkan sebagai tanda negara itu kini tak lagi dipimpin Ratu Elizabeth.

Setelah resmi meninggalkan sistem monarki, Barbados akan melantik Dame Sandra Mason sebagai presiden pertama mereka sepanjang sejarah.

Mason terpilih pada Oktober lalu, satu tahun setelah Perdana Menteri Mia Mottley mengumumkan bahwa Barbados bakal benar-benar meninggalkan masa lalu sebagai negara koloni.

Setelah proses panjang ini, para warga bahagia akhirnya dapat lepas dari Inggris. Seorang warga berusia 61 tahun, Anastasia Smith, mengatakan bahwa ada banyak kenangan dengan Kerajaan Inggris, tapi dia bahagia menyambut hari baru.

“Saya ingat dulu kami selalu sangat semangat mengenai Ratu dan Pangeran Charles, dan Putri Diana, dan pernikahan kerajaan,” kenang Smith.

“Namun, saya tak tahu apakah kami akan bisa menganggap mereka sebagai keluarga kerajaan kami. Sekarang, semua orang bicara tentang republik. Saya tak tahu hidup saya akan berubah atau tidak. Namun, saya pikir ini keputusan tepat dan momen yang membanggakan bagi Barbados.”

Meski tak lagi menjadi negara persemakmuran, Barbados disebut bakal tetap menjalin relasi dengan Inggris. Pangeran Charles pun dilaporkan bakal membahas penguatan relasi itu dalam pidatonya.

Dalam upacara itu, Pangeran Charles juga akan menerima penghargaan tertinggi, yaitu Order of Freedom of Barbados. Sejumlah aktivis mengkritik keputusan ini, termasuk pendiri Asosiasi Muslim Barbados, Firhaana Bulbulia.

Menurut Bulbulia, kolonialisme dan perbudakan yang diterapkan Inggris di masa lalu merupakan akar dari ketidaksetaraan sekarang ini.

“Jarak kekayaan, kemampuan memiliki lahan, bahkan akses pinjaman dari bank, semuanya sangat terpengaruh dari struktur yang dibangun karena diperintah oleh Inggris,” tuturnya.

Meski demikian, sejumlah warga Barbados lain lebih masa bodoh dengan masalah nasionalisme. Mereka hanya ingin memikirkan cara untuk memulihkan perekonomian dari pandemi Covid-19.

Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Barbados. Selama ini, pariwisata di Barbados sangat bergantung pada turis dari Inggris.

“Saya tahu ini waktu yang kami tunggu-tunggu, tapi saya rasa momen ini datang di waktu tidak tepat karena situasi ekonomi dan Covid,” ucap seorang manajer kantor di Barbados, Nikita Stuart.

Di sisi lain, sejumlah warga menganggap pencopotan Ratu Elizabeth dari jabatan kepala negara merupakan simbol kekuatan yang bisa memicu semangat Barbados.

“Simbol ini bisa menginspirasi untuk menjadi negara yang sangat kuat. Presiden terpilih kami, yang akan dilantik pada Senin malam, adalah orang yang sangat bangga pada setiap anak-anak Barbados,” kata Mia Mottley.

Trending



Copyright © 2024 aktualitas.id