Connect with us

DUNIA

Anwar Ibrahim dan Presiden Iran Bahas Perdamaian di Tengah Konflik dengan Israel

Aktualitas.id -

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim melakukan percakapan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada 24 Juni 2025. (Telegram Anwar Ibrahim)

AKTUALITAS.ID — Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, melakukan percakapan telepon penting dengan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, membahas eskalasi konflik antara Iran dan Israel serta peluang menuju solusi damai.

“Saya baru saja berbicara melalui telepon dengan Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian, mengenai perkembangan terbaru dalam konflik antara Iran dan rezim Zionis Israel,” ujar Anwar dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dalam pembicaraan tersebut, Presiden Pezeshkian menyampaikan kesiapan Iran untuk menghentikan aksi militer dan membuka pintu perdamaian, dengan syarat Israel menghentikan serangannya terhadap wilayah Palestina dan kedaulatan Iran.

Anwar mengungkapkan bahwa Iran juga meminta dukungan Malaysia untuk menyampaikan pesan ini kepada dunia Islam agar tidak terpengaruh narasi yang bias dan keliru terkait aksi balasan Iran.

“Presiden Pezeshkian meminta Malaysia membantu menjelaskan posisi Iran kepada negara-negara Muslim lainnya agar memahami konteks sebenarnya dari pembalasan yang dilakukan,” jelas Anwar.

Malaysia, menurut Anwar, tetap konsisten mengutuk keras agresi militer Israel ke Gaza dan wilayah Iran, yang telah merenggut nyawa warga sipil, termasuk tokoh militer dan ilmuwan.

“Tindakan semacam ini jelas melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip hukum internasional,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa meskipun Malaysia menentang kekerasan, negara tersebut mengakui hak sah setiap negara, termasuk Iran, untuk membela diri dari ancaman dan pelanggaran kedaulatan.

“Adalah kemunafikan jika dunia mengakui kekuatan militer Israel namun menolak hak Iran untuk membela dirinya,” ujar Anwar.

Lebih lanjut, Malaysia menyambut baik komitmen Iran untuk membuka jalur diplomasi dengan semua pihak, termasuk Amerika Serikat dan Israel, asalkan prinsip keadilan dan kedaulatan tetap dihormati.

“Malaysia percaya bahwa hanya melalui negosiasi dan diplomasi, solusi komprehensif bisa dicapai guna mencegah konflik berkepanjangan di kawasan,” tutup Anwar. (YAN KUSUMA/DIN) 

TRENDING