Connect with us

EKBIS

Rupiah Melemah di Level Rp16.241 per Dolar AS Terdorong Kekhawatiran Tarif Impor AS

Aktualitas.id -

Ilustrasi, Dok: aktualitas.id

AKTUALITAS.ID – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (9/7/2025). Pergerakan ini dipicu oleh menguatnya pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif impor dan negosiasi dagang.

Data dari Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.12 WIB di pasar spot exchange, rupiah terkoreksi sebesar 35,5 poin atau 0,22% ke level Rp 16.241 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat tipis 0,02 poin ke angka 97,53.

Sebelumnya, pada perdagangan Selasa (8/7/2025), mata uang Garuda sempat menunjukkan penguatan hingga mencapai level Rp 16.205 per dolar AS.

Informasi dari Trading View menyebutkan mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak mendatar terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Namun, sentimen pasar berisiko tertekan menyusul sikap keras Presiden Trump terkait tarif impor dan kelanjutan negosiasi dagang.

Trump menegaskan perpanjangan tenggat waktu negosiasi perdagangan dengan beberapa negara, yang sebelumnya ditetapkan hingga 1 Agustus 2025, tidak akan diperpanjang lagi. Bahkan, dalam dua hari ke depan, ia berencana mengirimkan surat kepada Uni Eropa yang berisi ancaman pengenaan tarif tinggi jika kesepakatan dagang tidak segera tercapai.

Carol Kong, seorang ekonom dan analis mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA), menyampaikan dalam risetnya, “Pasar mata uang dapat menjadi sangat fluktuatif seiring dengan bertambahnya kebijakan tarif dan pengumuman kesepakatan dagang.”

Beberapa pergerakan kurs mata uang Asia lainnya pada perdagangan pagi ini meliputi: won Korea Selatan (USD/KRW) yang naik 0,3% ke level 1.373,78, dolar Singapura (USD/SGD) yang stabil di angka 1,2799, dan dolar Australia (AUD/USD) yang практически tidak mengalami perubahan di posisi 0,6531.

Kekhawatiran pasar semakin meningkat karena potensi pemberlakuan tarif baru dapat berdampak negatif pada neraca perdagangan negara-negara Asia yang sangat bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Jika tarif baru benar-benar diterapkan, dampaknya diperkirakan tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan, tetapi juga akan mempengaruhi pasar mata uang di kawasan yang rentan terhadap ketidakpastian ekonomi global. (Yoke Firmansyah/Mun)

TRENDING