RAGAM
Dari Ritual Sakral hingga Judi Terlarang: Kisah Panjang Sabung Ayam di Indonesia
 
																								
												
												
											AKTUALITAS.ID – Sabung ayam, sebuah tradisi yang telah lama berakar di Indonesia, ternyata memiliki sejarah panjang dan makna mendalam yang melampaui sekadar pertarungan hewan. Tradisi ini menyimpan jejak budaya, mitos, dan bahkan simbol kekuasaan di Nusantara.
Sejarah sabung ayam di Indonesia dapat ditelusuri melalui berbagai catatan sejarah dan folklor. Thomas Stamford Raffles, dalam bukunya “The History of Java” (1817), mencatat bahwa sabung ayam merupakan perlombaan yang umum di masyarakat Jawa. Anthony Reid, dalam karyanya “Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680”, menyebutkan bahwa sabung ayam mirip dengan pertarungan spektakuler, seperti adu gajah atau harimau, yang diadakan untuk memeriahkan acara kerajaan.
Selain catatan sejarah, folklor Jawa dan Sunda juga menyimpan cerita tentang sabung ayam. Kisah Cindelaras dari Kerajaan Jenggala dan Ciung Wanara dari Kerajaan Galuh menceritakan tentang putra raja yang terbuang dan bertemu kembali dengan ayahnya melalui sabung ayam. Dalam konteks ini, ayam jago dimaknai sebagai simbol kekuatan dan kekuasaan.
Pada tahun 1958, antropolog Clifford James Geertz melakukan penelitian di Bali dan menulis esai terkenal “Deep Play: Notes on The Balinese Cockfight”. Geertz menemukan bahwa sabung ayam di Bali bukan hanya sekadar judi, tetapi juga merupakan ekspresi status, kepahlawanan, kejantanan, dan etika sosial.
Namun, penting untuk membedakan antara “tetajen” dan “tabuh rah” di Bali. Tetajen adalah ritus sosial yang bersifat profan berupa perjudian, sedangkan tabuh rah adalah ritus sakral dan keagamaan.
Seiring berjalannya waktu, sabung ayam mengalami pergeseran makna. Dari ritual sakral dan simbol kekuasaan, tradisi ini berkembang menjadi hiburan dan perjudian. Saat ini, sabung ayam ilegal dan sering dikaitkan dengan aktivitas kriminal.
Meskipun demikian, jejak sejarah dan makna budaya sabung ayam tetap melekat dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia. Tradisi ini menjadi pengingat akan kekayaan budaya dan sejarah Nusantara yang perlu dilestarikan. (Mun/Ari Wibowo)
- 
																	   OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIB OLAHRAGA30/10/2025 23:00 WIBListyo Sigit Targetkan Balap Sepeda Indonesia Tembus Olimpiade 2028 
- 
																	   EKBIS31/10/2025 10:30 WIB EKBIS31/10/2025 10:30 WIBHarga Komoditas Hari ini Cabai Rawit Rp40.600/Kg dan Telur Ayam Rp31.500/kg 
- 
																	   DUNIA30/10/2025 22:00 WIB DUNIA30/10/2025 22:00 WIBChina Siap Luncurkan Shenzhou-21, Tiga Astronot Terbang ke Antariksa 
- 
																	   NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB NASIONAL30/10/2025 14:30 WIB2,1 Ton Narkoba Dimusnahkan Bareskrim Polri 
- 
																	   POLITIK31/10/2025 11:30 WIB POLITIK31/10/2025 11:30 WIBAnggota DPR: Penurunan BPIH Harus Diikuti Dengan Mutu Pelayanan Haji 
- 
																	   EKBIS30/10/2025 23:31 WIB EKBIS30/10/2025 23:31 WIBBelanja Negara di Dua Papua Capai Rp15,6 Triliun, DJPb Gencarkan Pendampingan Daerah 
- 
																	   OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIB OLAHRAGA31/10/2025 11:00 WIBJanice/Aldila Melaju ke Perempat Final WTA 250 
- 
																	   FOTO30/10/2025 15:14 WIB FOTO30/10/2025 15:14 WIBFOTO: Presiden Prabowo Musnahkan Barang Bukti Narkotika Senilai Rp29,37 Triliun 

 
																	
																															 
									 
																	 
									 
									 
																	 
									 
																	 
									 
									 
																	











 
											 
											 
											 
											 
											




