Rileks
Kasus Dini Sera, Kekasih yang tak Dianggap
Terjadi lagi, entah sudah yang keberapa kali, keputusan hakim yang memilukan dan mengebiri kewarasan pikir kembali menambah panjang deretan kasus yang terbilang kontroversial.
Dan seperti yang sudah-sudah, dalam banyak perkara, ketidaksesuaian antara harapan khalayak dan putusan hakim pun terjadi lagi. Tuntutan jaksa dan putusan sang pengadil di meja hijau bagaikan pungguk merindukan bulan, jauh panggang dari api.
Ada rasa kecewa, marah, kehilangan kata, bahkan sakit hati sangat perih yang menyelimuti suasana batin para pengawal keadilan.
Tak ayal, Erintuah Damanik, Ketua Majelis Hakim PN Surabaya dalam kasus dugaan pembunuhan dengan korban Dini Sera Afrianti pun jadi sorotan publik. Apalagi penyebabnya kalau bukan keputusan wakil tuhan tersebut yang dinilai timpang dan sangat melukai rasa keadilan.
Majelis hakim PN Surabaya menjatuhkan vonis bebas terhadap terdakwa Gregorius Ronald Tannur, anak bekas anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Edward Tannur dalam kasus yang disinyalir banyak kejanggalan.
Vonis bebas yang dibacakan Damanik pada 24 juli 2024 tersebut seolah kembali membawa mendung kelam dalam sistem peradilan di Indonesia.
Tidak ada saksi yang melihat bagaimana Dini meninggal, ditambah keyakinan hakim bahwa kematian Dini Sera Afrianti bukan karena penganiayaan, tapi karena over konsumsi alkohol menjadi dua pertimbangan utama Damanik untuk membebaskan terdakwa Ronald.
Tuntutan 12 tahun penjara terhadap terdakwa yang diduga telah menganiaya dan membunuh Dini dengan cara yang sadis pun otomatis ‘ambyar’ dan diganti dengan membebaskan terdakwa dari segala dakwaan seperti yang dituntut Jaksa Penuntut Umum.
Tim kuasa hukum keluarga Dini pun tidak begitu saja menerima putusan tersebut. Akan ada upaya hukum banding untuk menguji dan melawan keputusan majelis hakim yang dianggap berat sebelah.
Mereka segera melaporkan ketiga majelis hakim yang menangani kasus ini ke Badan Pengawas MA dan Komisi Yudisial atas dugaan pelanggaran kode etik.
Selain itu, mereka juga akan membawa kasus ini ke KPK atas dugaan penyalahgunaan wewenang dan penyuapan. Tampaknya, kasus ini akan berliku dan mengharu biru bila semua berpijak pada pondasi yang sama, yaitu mengungkap kebenaran.
Keluarga Dini, kita, dan semua yang masih yakin pada kejujuran dan kebenaran, tentu masih boleh berharap akan ada transparansi dan investigasi yang seadil-adilnya oleh para penegak hukum. Bukan begitu…? Entahlah. [Samsu]
- Nusantara14 jam lalu
Banyak Pelanggaran TSM dan Dirugikan, Maximus-Peggi Gugat ke MK
- Nasional15 jam lalu
Prabowo Ajak Polri Berhemat dan Rayakan HUT Secara Sederhana
- Nusantara14 jam lalu
Tragis! Ayah di Sumsel Perkosa Putri Kandung Selama 21 Tahun
- Nusantara15 jam lalu
KKB Kembali Beraksi: Anggota Polres Puncak Jaya Ditembak Saat Mengangkut Barang Pribadi
- EkBis7 jam lalu
KAI Properti Gelar Pelatihan Internal untuk Tingkatkan Kompetensi Pegawai
- Dunia14 jam lalu
Kepala Polisi Korea Selatan Ditangkap Karena Tuduhan Pemberontakan
- Jabodetabek6 jam lalu
BMKG: Jakarta Diprediksi Hujan Ringan pada Siang dan Sore Hari
- Jabodetabek5 jam lalu
Layanan SIM Keliling Hadir di Lima Lokasi Jakarta untuk Perpanjangan SIM