Connect with us

POLITIK

Lab 45: Nilai Kepemimpinan Jokowi Tak Mampu Bawa Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Published

pada

Penasihat Senior Lembaga Kajian Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) Andi Widjajanto, Foto: Ist

AKTUALITAS.ID – Penasihat Senior Lembaga Kajian Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) Andi Widjajanto menilai kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mampu membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui pertumbuhan ekonomi di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mulanya, Andi menjelaskan Jokowi adalah Presiden pekerja keras yang selalu bekerja hampir satu minggu penuh untuk memastikan seluruh anak buahnya bekerja sesuai target.

“Seseorang yang baru akan masuk kamar jam setengah 1, jam 1 pagi nanti setelah salat subuh telepon staf-stafnya, dan kring untuk bertanya agenda apa hari ini, revisi apa yang harus dilakukan,” kata Andi dalam seminar nasional LAB 45 yang disiarkan secara daring, Selasa (8/10/2024).

“itu dilakukan setiap hari 24 jam 7 hari seminggu tidak peduli mau natal, mau lebaran, enggak peduli, tidak ada hari jeda,” sambungnya.

Andi pun menegaskan pemimpin dengan etos kerja seperti Jokowi sangat dibutuhkan dan penting untuk kemajuan negara. Meski begitu, Andi menyebut etos kerja Jokowi tak mampu membawa kemajuan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dibandingkan pemerintahan SBY.

Ia pun menduga hal tersebut terjadi karena ada sesuatu permasalahan struktural yang tak tersentuh oleh Jokowi selama memimpin.

“Lah kok pertumbuhan ekonominya tak pernah melampaui SBY, apa yang salah? jadi kayaknya masalahnya tidak idiosinkrotik nih, masalahnya bersifat struktural yang harus di kita utak-atik,” jelas dia.

“Karena etos kerja yang dikeluarkan oleh Pak Jokowi tidak membuat pertumbuhan ekonominya rata-rata dalam 10 tahun melampaui SBY apalagi dibandingkan dengan Pak Harto,” sambungnya.

Lebih lanjut, Andi menuturkan salah satu kesalahan yang dilakukan Jokowi selama memimpin sebagai presiden adalah terlalu fokus membangun infrastruktur.

Ia menyebut kesalahan itu membuat negara keliru dalam mengambil fokus pengelolaan sumber daya yang ada.

“Kritikan terbesar termudah untuk Pak Jokowi selama 10 tahun, Pak Jokowi terlalu fokus ke infrastruktur, misalnya kurang ke sumber daya manusia, kurang ke pendidikan, itu kritikan termudah,” jelas dia. (Yan Kusuma)

Trending



Copyright © 2024 aktualitas.id