Beda Buzzer dan Sense of Belonging


jurnalis , Darmansyah

Aktivis Tionghoa, Zeng Wei Jian melalui akun facebooknya Ahura Mazda menyebut saya sebagai Buzzer cawagub DKI, Nurmansjah Lubis.
Tudingan itu, disampaikannya melalui unggahan berjudul “ARIZA PATRIA DISERANG…!!”, pada Selasa kemarin (28/1/2020), sekitar pukul 13.40 WIB.
Itu hak beliau, sebagai warga negara yang demokratis dalam menyampaikan pendapat.

Tapi ada yang perlu saya jelaskan sedikit perbedaan antara Buzzer dan Sense of Belonging.

Untuk diketahui, saya tidak mengenal secara dekat dengan Cawagub DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jangankan kenal dekat, bertemu dengan politikus PKS yang nyambi jualan kopi itu saja belum pernah.

Dukungan untuk Nurmansjah Lubis, murni karena saya berasal dari satu daerah, Sumatera Utara.

Artinya, masyarakat daerah manapun, tentu akan mendukung orang dari daerahnya yang maju sebagai calon kepala daerah di tanah perantauan. Sebab hal itu menjadi suatu kebanggaan, bila orang dari daerahnya yang terpilih sebagai kepala daerah.

Mungkin ini yang disebut, Sense of Belonging.

Sekadar mengingatkan, zaman Pilkada DKI lalu, ada satu kasus ketika seorang warga DKI, etnis Tionghoa, tapi justru grasa-grusu nyerang gubernur.

(Kasih contoh…)

Familiar dengan sosok itu?

Jejak digital memang kejam koh Zeng.

Aktivis Tionghoa terkenal se-kawasan Glodok dan sekitarnya itu salah satu yang paling getol jadi “kentongan” menyerang Ahok.

Bisa jadi, ini yang dimaksud Buzzer oleh Zeng?
Entahlah.

Yang pasti, Zeng Wei Jian yang dikenal dekat dengan para petinggi Partai Gerindra, harusnya bisa santai menanggapi pemberitaan tentang Ariza yang pernah dijadikan terdakwa korupsi KPU DKI.

Supaya publik menilai, Ariza orang jujur, baik, ramah, dan tidak korupsi seperti yang dituduhkan.

Tidak perlu juga terlihat panik dan seperti orang mabuk saat Fraksi PSI DPRD DKI meminta untuk dilakukan ‘Fit and Proper Tes’ terhadap dua Cawagub DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis dan Ariza.

Zeng Wei Jian menganggap permintaan Fraksi PSI DPRD DKI itu sebagai upaya kubu lawan (Nurmansjah Lubis) dan PSI untuk menjatuhkan Cawagub DKI Ariza dan meloloskan Nurmansjah Lubis sebagai Wagub DKI pengganti Sandiaga Uno.
Zeng Wei Jian menyebut itu sebagai Destructive Syndicate untuk Ariza. Kenapa istilah itu tidak muncul waktu menyerang Ahok dulu?
Jadi, siapa Buzzer yang sesungguhnya?
Silakan anda menilai sendiri. (dar)

Penulis adalah jurnalis yang juga pegiat medsos, Oleh: Darmansyah

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>