BMKG Sebut Iklim Tropis di Indonesia Hambat Penyebaran Corona


Foto : Istimewa

AKTUALITAS.ID – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan kajian berdasarkan analisis statistik, pemodelan matematis dan studi literatur tentang Pengaruh Cuaca dan Iklim dalam Penyebaran Virus Corona Covid-19.

Kajian tim BMKG itu diperkuat oleh 11 Doktor di Bidang Meteorologi , Klimatologi dan Matematika, serta didukung oleh Guru Besar dan Doktor di bidang Mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

“Hasil kajian yang telah disampaikan kepada Presiden dan beberapa Kementerian terkait pada tanggal 26 Maret 2020 yang lalu ini, menunjukkan adanya indikasi pengaruh cuaca dan iklim dalam mendukung penyebaran wabah Covid-19,” ujar Dwikorita dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (4/4/2020).

Menurutnya, ini sesuai sebagaimana yang disampaikan dalam berbagai penelitian yang juga menunjukkan sebaran kasus Covid-19 pada saat outbreak gelombang pertama, berada pada zona iklim yang sama, yaitu pada posisi lintang tinggi wilayah subtropis dan temparate.

“Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa negara-negara dengan lintang tinggi cenderung mempunyai kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tropis,” ujarnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan juga menyatakan bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8-10 derajat celsius dan kelembapan 60-90 persen.

“Artinya dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi lingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus Covid-19,” kata dia.

Para peneliti itu menyimpulkan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi Covid-19.

Semakin Tinggi Temperatur Semakin Rendah Penyebaran Corona

Dalam penelitian berikutnya, juga menemukan adanya korelasi negatif antara temperatur di atas 1 derajat celsius dengan jumlah dugaan kasus Covid-19 per-hari. Penelitian menunjukkan bahwa Covid-19 mempunyai penyebaran yang optimum pada suhu yang sangat rendah yaitu pada 1-9 derajat celsius.

“Artinya semakin tinggi temperatur, maka kemungkinan adanya kasus Covid-19 harian akan semakin rendah,” kata dia.

Sementara itu, penelitian juga menjelaskan bahwa serupa dengan virus influenza, virus corona ini cenderung lebih stabil dalam lingkungan suhu udara dingin dan kering. Kondisi udara dingin dan kering tersebut dapat juga melemahkan ‘host immunity’ seseorang, dan mengakibatkan orang tersebut lebih rentan terhadap virus.

“Sebagaimana yang dituliskan dalam studi memprediksi dengan model matematis yang memasukkan kondisi demografi manusia dan mobilitasnya, mereka menyimpulkan bahwa iklim tropis dapat membantu menghambat penyebaran virus tersebut,” kata dia.

Dwikorita menjelaskan juga lebih lanjut bahwa terhambatnya penyebaran virus dikarenakan kondisi iklim tropis dapat membuat virus lebih cepat menjadi tidak stabil, sehingga penularan virus corona dari orang ke orang melalui lingkungan iklim tropis cenderung terhambat, dan akhirnya kapasitas peningkatan kasus terinfeksi untuk menjadi pandemik juga akan terhambat.

Kajian oleh Tim Gabungan BMKG-UGM ini menjelaskan bahwa analisis statistik dan hasil pemodelan matematis di beberapa penelitian di atas mengindikasikan bahwa cuaca dan iklim merupakan faktor pendukung untuk kasus wabah ini berkembang pada outbreak yang pertama di negara atau wilayah dengan lintang tinggi.

“Tapi bukan faktor penentu jumlah kasus, terutama setelah outbreak gelombang yang kedua. Meningkatnya kasus pada gelombang kedua saat ini di Indonesia tampaknya lebih kuat dipengaruhi oleh pengaruh pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksi sosial.”

Dia juga menyampaikan bahwa kondisi cuaca/iklim serta kondisi geografi kepulauan di Indonesia, sebenarnya relatif lebih rendah risikonya untuk berkembangnya wabah Covid-19. Namun, fakta menunjukkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sejak awal bulan Maret 2020.

Indonesia yang juga terletak di sekitar garis khatulistiwa dengan suhu rata-rata berkisar antara 27-30 derajat celsius dan kelembapan udara berkisar antara 70-95 persen, dari kajian literatur sebenarnya merupakan lingkungan yang cenderung tidak ideal untuk outbreak covid-19.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>