Wakil Ketua DPR Dukung Polisi Tindak Tegas Dua Pelaku Penyerangan di Poso


Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin, (Foto: Ist)

AKTUALITAS.ID – Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Polhukam, Azis Syamsuddin memuji tindakan tegas aparat terhadap dua terduga teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Kedua pelaku ditindak tegas karena menyerang polisi bernama Briptu Ilham Suhayar, yang hendak bertugas menjaga keamanan di bank.

“Tindakan tegas dan terukur terhadap terduga terorisme yang dilakukan oleh aparat Polri patut diapresiasi. Karena ada anggota kepolisian yang sebelumnya jadi korban penembakan pelaku tersebut,” kata Azis kepada wartawan pada Rabu (15/4/2020).

Menurut dia, saat ini polisi harus mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang ingin mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Apalagi, pemerintah bersama TNI, Polri dan unsur lainnya sedang berjuang melawan penyebaran virus corona (Covid-19).

“Jangan beri ruang bagi pelaku kejahatan maupun terorisme yang memanfaatkan situasi pandemi corona. Mereka pasti melihat aparat kepolisian lagi fokus menjaga keamanan untuk memutus mata rantai virus Covid-19,” ujar Politikus Partai Golkar ini.

Azis mengingatkan kepada seluruh masyarakat supaya bersatu dan gotong royong bersama pemerintah serta aparat keamanan untuk melawan pandemi Covid-19.

“Seluruh elemen masyarakat juga memerangi aksi terorisme, tapi sekarang kita semua harus bersatu melawan virus corona. Jangan menebarkan aksi teror yang membuat resah masyarakat,” tandasnya.

Diketahui, dua terduga teroris tersebut ditembak mati saat penangkapan. Keduanya merupakan anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kora.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan keputusan tembak di tempat diambil untuk mengantisipasi tindakan yang bisa membahayakan aparat polisi yang melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku.

Polisi juga menemukan bom yang di badan dua orang pelaku DPO jaringan MIT yang menyerang petugas polisi.

“Setelah melakukan aksinya kedua pelaku melarikan diri, kemudian dikejar dan dilakukan penyisiran tim kita dan didapati di badannya ada bom. Sehingga dengan kondisi itu harus dilumpuhkan,” kata Syafril Nursal.