Connect with us

Berita

Hasil Survei, Warga Jakarta Rela Kena Covid-19 Demi Urusan Perut

AKTUALITAS.ID – Sebuah penelitian di Jakarta menunjukkan 16 persen warga Ibukota rela tertular virus corona (Covid-19) demi faktor ekonomi. “Ada 11 persen (rela), empat persen sangat rela,” kata sosiolog bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir, dalam webinar Minggu (5/7/2020). Sulfikar mengatakan, sisanya sebanyak 23 persen menyatakan mungkin rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tidak […]

Aktualitas.id -

AKTUALITAS.ID – Sebuah penelitian di Jakarta menunjukkan 16 persen warga Ibukota rela tertular virus corona (Covid-19) demi faktor ekonomi. “Ada 11 persen (rela), empat persen sangat rela,” kata sosiolog bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura Sulfikar Amir, dalam webinar Minggu (5/7/2020).

Sulfikar mengatakan, sisanya sebanyak 23 persen menyatakan mungkin rela tertular Covid-19 agar penghasilan mereka tidak terganggu. Sementara sisanya 37 persen tidak rela dan 27 persen sangat tidak rela.

Dari indikator pertanyaan mana yang lebih penting antara kesehatan dan ekonomi, sebanyak 81 persen responden menyatakan keduanya sama-sama penting. Namun ada 16 persen dari responden mengatakan lebih penting ekonomi daripada kesehatan.

“Yang perlu kita garis bawahi di sini ada 16 persen responden menganggap faktor ekonomi lebih penting dan jauh lebih penting,” tutur Sulfikar.

Kelompok rela tertular ini, kata Sulfikar, harus menjadi perhatian oleh pemerintah DKI Jakarta. Pasalnya, kelompok tersebut kemungkinan besar akan menjadi penyebar Covid-19 yang aktif karena persepsi kebutuhan ekonomi jauh lebih besar daripada kebutuhan akan kesehatan.

Pemerintah, lanjut Sulfikar, diharapkan bisa memperhatikan kesejahteraan ekonomi mereka yang rela tertular Covid-19. Adapun tiga kelompok terbesar mereka yang menyatakan rela tertular adalah pekerja harian, lembaga non profit, dan pengangguran.

Hasil survei tersebut dikeluarkan oleh Social Resiliene Lab Nanyang Technolgical University Singapura bersama organisasi Lapor Covid-19 dengan periode pengumpulan data 29 Mei-20 Juni 2020 di wilayag DKI Jakarta.

TRENDING