Jelang Pemilu, Presiden Venezuela Beri Amnesti Tokoh Oposisi


Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Getty Images

Pemerintah Venezuela menyatakan telah mengampuni lebih dari 100 orang, termasuk puluhan lawan politik Presiden Nicolas Maduro yang berada di penjara atau yang mengungsi di kedutaan asing di Caracas, atau melarikan diri dari negara itu.

Dilansir Associated Press, Selasa (1/9) langkah itu dilakukan menjelang pemilihan kongres yang ditetapkan pada 6 Desember. Namun koalisi yang dipimpin oleh pemimpin oposisi yang didukung Amerika Serikat, Juan Guaido, memboikot pemilihan karena persyaratan untuk pemungutan suara dinilai tidak adil.

Nama-nama yang tercantum dalam grasi tidak menyertakan pemimpin oposisi terkemuka seperti Leopoldo Lopez yang bersembunyi di dalam kediaman duta besar asing di Caracas, atau Julio Borges, seorang anggota parlemen oposisi yang kabur ke Kolombia.

Kelompok hak tahanan yang berbasis di Caracas, Foro Penal, mengatakan 50 dari individu yang akan diampuni menilai amnesti itu sebagai motivasi politik. Sekitar dua lusinnya merupakan anggota parlemen di Majelis Nasional.

Menteri Komunikasi Venezuela, Jorge Rodriguez, mendaftarkan 110 orang yang akan diampuni, meskipun ketentuan amnesti yang diumumkan masih belum jelas.

“Maksud pemerintah adalah untuk memperdalam proses rekonsiliasi untuk persatuan nasional sehingga masalah politik diselesaikan dengan cara damai dan dengan cara elektoral,” ujar Jorge.

Diduga keputusan Maduro itu sebagai isyarat niat baik untuk meningkatkan partisipasi dalam pemilihan mendatang. Belum jelas apakah tokoh politik yang dipenjara akan bebas, dan mereka yang mencari perlindungan di kedutaan asing akan keluar dari penjara tanpa rasa takut dan potensi pembalasan.

Seorang peneliti Venezuela, Geoff Ramsey yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, mengatakan ini jelas merupakan produk dari negosiasi antara pemerintah Maduro dan kelompok moderat di kalangan oposisi di luar Guaido.

“Mereka lebih tertarik untuk mengejar kesepakatan tambahan daripada bersikeras bahwa Maduro harus pergi sebelum sesuatu yang berarti dapat dinegosiasikan,” kata Ramsey.

“Pertanyaan besarnya adalah, apakah ini akan melampaui tahanan politik untuk memasukkan hal-hal seperti pemilihan yang bebas dan adil,” tambahnya.

Venezuela dicengkeram oleh krisis ekonomi dan politik yang memaksa lebih dari lima juta orang mengungsi dalam beberapa tahun terakhir. Kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok dan melonjaknya inflasi telah membuat banyak orang jatuh miskin.

Selama lebih dari setahun, Guaido memimpin kampanye yang didukung AS dan puluhan negara lain untuk menggulingkan Maduro yang tetap berkuasa dengan dukungan dari militer dan sekutu internasional seperti Rusia, China, Kuba, Turki, dan Iran.

Pengumuman pengampunan datang beberapa hari setelah pihak berwenang membebaskan anggota parlemen yang menjadi tahanan rumah, Juan Requesens, yang dipenjara selama dua tahun dan dituduh ambil bagian dalam upaya serangan kepada Maduro, menggunakan dua pesawat nirawak (drone) yang meledak saat upacara militer luar ruangan beberapa waktu lalu.

Di antara anggota parlemen yang tercantum dalam amnesti Maduro adalah Freddy Guevara, yang sembunyi di kediaman duta besar Chile di Caracas selama hampir tiga tahun.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>