PDIP Menunggu Momentum yang Tepat Umumkan Siapa Capres dan Cawapres Mendatang


Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers tentang Rakernas I PDI Perjuangan di Jakarta, Sabtu (21/12/2019). PDI Perjuangan akan menggelar Rakernas I sekaligus peringatan HUT ke-47 pada 10-12 Januari 2020 di Jakarta dengan mengangkat tema "Solid Bergerak Wujudkan Indonesia Negara Industri Berbasis Riset dan Inovasi Nasional".AKTUALITAS.ID/Munzir

AKTUALITAS.ID – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meyakini, sang ketua umumnya Megawati Soekarnoputri memahami bahwa survei seorang pemimpin adalah sebuah instrumen. Namun, menurutnya, hasil survei harus dipastikan sebagai capaian kinerja bukan rekayasa atau pembentukan opini.

“Tadi kan Ibu Mega mengatakan supremasi opini itu sering kali mengalahkan fakta. Dan menjadi seorang pemimpin memang dia harus punya kemampuan komunikasi politik yang baik. Tetapi di luar itu, dia punya tanggung jawab, dia punya kekokohan dalam hal prinsip. Dia punya kemampuan teknokratik dan itu kan harus dipersiapkan, dilakukan dengan sebaik-baiknya,” kata Hasto usai menyaksikan orasi ilmiah Megawati saat dikukuhkan gelar profesor kehormatan oleh Universitas Pertahanan, Jumat (11/6/2021).

Dengan penyataan Megawati, kata Hasto, kini PDIP tinggal menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan siapa calon presiden dan wakil presiden diusung untuk periode selanjutnya.

“Yang jelas, sesuai dengan orasi ilmiah Megawati soal kepemimpinan strategis, pihaknya akan mencari sosok pemimpin yang punya watak pembebasan serta keberpihakan kepada wong cilik. Pemimpin strategis yang punya tanggung jawab bagi masa depan bangsa dan negara,” urai Hasto.

Mengutip pidato ilmiah Megawati, Hasto menjelaskan kepemimpinan strategis bukan hanya bicara keberhasilan masa lalu, namun bagaimana korelasinya dengan masa kini dan tanggung jawab akan masa depan.

“Dan kalau kita lihat kepemimpinan strategis ibu Megawati Soekarnoputri, memang punya orientasi menyiapkan kader-kader pemimpin tidak hanya bagi 2024 yang akan datang, tetapi bagi kelangsungan bangsa dan negara ini dengan jati diri bangsa itu,” yakin Hasto.

Dia menyontohkan tahun 2014 lalu. Saat itu, banyak yang meragukan ketulusan Megawati bertanggung jawab atas masa depan Indonesia. Megawati menjawabnya dengan sebuah keputusan mengusung Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden.

“Bapak Jokowi ini berproses dari bawah. Dari wali kota, gubernur dan kemudian menjadi presiden RI. Nah karakter kepemimpinan dari bawah inilah yang terus didorong, pemimpin yang memahami hati dan kehendak dari rakyat itu sebagai fungsi yang dijalankan oleh partai politik seperti PDI Perjuangan,” Hasto menandasi.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>