Jepang Pertahankan Pengetatan Pembatasan Masuk Wilayah hingga Akhir Februari


Ilustrasi, Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg - Kiyoshi Ota

Jepang akan mempertahankan pengetatan pembatasan masuk wilayah hingga akhir Februari 2022. Hal itu dilakukan sebagai upaya meredam penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Pengetatan pembatasan itu dikonfirmasi Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (11/1). Namun, beberapa pengecualian dilakukan atas alasan kemanusiaan yang dapat dipertimbangkan.

Jepang menjadi salah satu negara yang melakukan pembatasan wilayah dengan ketat demi mencegah penyebaran Omicron sejak akhir 2021, salah satunya adalah dengan melarang masuk semua warga non-Jepang, termasuk siswa dan anggota keluarga asing.

“Berkat aturan pembatasan yang ketat di negara-negara G7, kami dapat menjaga penyebaran Omicron ke tingkat minimal, memberi kami waktu bersiap menghadapi penyebaran domestik,” kata Fumio Kishida.

“Kami akan mempertahankan hal ini hingga akhir Februari sambil mengambil tindakan yang diperlukan dari perspektif kemanusiaan dan kepentingan nasional,” tuturnya seperti diberitakan CNA, Selasa (11/1).

Selain melarang warga non-Jepang masuk, pemerintah juga menetapkan aturan warga lokal yang baru masuk Jepang diwajibkan karantina ketat hingga enam hari di hotel, dilanjutkan dengan karantina di rumah.

Namun, langkah tersebut sempat memicu protes dari warga. Mereka menginginkan perubahan terutama untuk mengurangi perpisahan dari keluarga.

Oleh sebab itu, Fumio Kishida menyatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan beberapa aturan dalam kasus-kasus tertentu atau luar biasa.

Kishida mengatakan sementara masih banyak yang belum diketahui tentang varian Omicron walau tampaknya risiko kasus serius lebih rendah. Anak-anak di bawah usia 12 tahun akan ditawarkan vaksinasi.

Meski jajak pendapat menunjukkan sebagian besar orang Jepang mendukung kontrol perbatasan, pendiri dan kepala eksekutif perusahaan e-commerce Rakuten Hiroshi Mikitani menyerukan agar pemerintah bisa melakukan pelonggaran dengan alasan ekonomi akan menderita.

“Khususnya, pelarangan masuknya orang asing baru dan sistem karantina hotel perlu ditinjau ulang,” kata Mikitani, yang sejak lama menjadi kritikus penanganan pandemi Jepang, di Twitter.

“Corona ada di mana-mana di dunia dan perbatasan harus dibuka, pembatasan jelas tidak berfungsi. Yang perlu dilakukan adalah memprioritaskan vaksinasi dan penggunaan obat-obatan oral,” katanya.

slug . '" class="' . $tag->slug . '">' . $tag->name . ''; } } ?>