Hamas Setujui Gencatan Senjata, Langkah Menuju Penyelesaian Krisis di Jalur Gaza


Kondisi infrastruktur Jalur Gaza yang hancur akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. (Anadolu)

AKTUALITAS.ID – Terkait dengan situasi di Jalur Gaza, Hamas telah menyatakan persetujuannya terhadap usulan gencatan senjata yang diusulkan oleh mediator Qatar dan Mesir. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengonfirmasi persetujuan tersebut kepada Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel melalui saluran telepon. 

Langkah ini datang di tengah ketegangan yang meningkat setelah Israel menginstruksikan warga Palestina di Kota Rafah untuk mengungsi dari bagian timur kota tersebut. Ancaman serangan Israel terhadap Rafah memicu kekhawatiran di antara 1,5 juta warga Palestina yang berada di kota tersebut untuk menyelamatkan diri dari agresi Israel.

Delegasi Hamas dijadwalkan tiba kembali di Kairo pada Selasa untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata setelah meninggalkan Kairo pada Minggu seusai pembicaraan gencatan senjata selama dua hari untuk berkonsultasi dengan pimpinan mereka. 

Sementara itu, pejabat Israel yang terlibat dalam pembicaraan gencatan senjata menyatakan bahwa Tel Aviv telah menerima respons Hamas atas usulan gencatan senjata dan akan mempelajarinya terlebih dahulu.

Serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 34.700 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas. 

Data PBB menunjukkan bahwa agresi militer Israel telah mengakibatkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggalnya, dengan 60 persen infrastruktur di Gaza mengalami kerusakan parah. Situasi ini juga menciptakan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah di wilayah tersebut.

Sementara itu, Mahkamah Internasional (ICJ) telah mengeluarkan putusan awal pada 26 Januari yang menyatakan dugaan adanya tindakan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza “beralasan”. Putusan ICJ memerintahkan Israel untuk berhenti melakukan genosida dan berupaya memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza. (YAN KUSUMA/RAFI)